Suara.com - Operasi pencarian pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 tidak lagi berkutat di Teluk Thailand dan Laut Cina Selatan. Kini, pencarian sudah diperluas hingga ke Laut Andaman dan perairan sebelah barat Semenanjung Malaysia.
Operasi melibatkan tim pencari dari berbagai negara, yang melakukan pencarian dari laut dan udara. Berikut ini adalah kendaraan dan perangkat yang dikirimkan negara-negara tersebut untuk menemukan keberadaan pesawat MAS yang hilang.
1. Satelit
Ada dua negara yang menggunakan satelit untuk membantu pencarian, yaitu Cina dan India.
- Cina memakai 10 satelit militernya. Satelit militer Cina diperkirakan mampu melihat benda berukuran setengah meter sekalipun di permukaan bumi.
- India memakai satelit angkatan lautnya, Rukmini atau GSAT-7. Satelit ini sudah memantau perairan sepanjang 2.000 mil laut di Samudra Hindia.
2. Pesawat Pengintai
Pesawat yang dikategorikan sebagai pesawat pengintai adalah P-3 Orion, Seahawk, dan Hercules C-130.
Negara-negara yang memakai pesawat macam ini adalah Amerika Serikat, Indonesia, Singapura, Thailand, Vietnam, Selandia Baru, dan Australia.
- Radar yang dimiliki P-3 dapat melihat benda seukuran bola sepak yang mengapung di permukaan air.
- Helikopter, yang dilengkapi dengan kamera infra merah bisa terbang di malam hari dan menyisir 600 mil laut persegi setiap tiga setengah jam.
- UAV atau pesawat nirawak seperti ScanEagle mampu melakukan penyisiran selama 24 jam non stop.
- Sonar yang dimiliki helikopter Seahawk mampu menangkap sinyal dari dua kotak hitam dan suar darurat pesawat.
3. Kapal Perang
Sejumlah negara yang mengirimkan kapal perang adalah Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Cina, Thailand, dan Vietnam.
- Kapal-kapal perang memiliki teknologi sonar yang dapat "mendengarkan" gaung yang dipantulkan oleh puing, maupun kotak hitam di dasar laut.
Berita Terkait
-
Kesediaan Cina Rilis Gambar Satelit 3 "Benda Terapung" Sangat Mengejutkan
-
Paranormal: Pesawat Malaysia Airlines Jatuh di Rawa-rawa di Vietnam
-
Pilot Malaysia Airlines Sempat Kirim Kode Tango
-
Didera Rindu, Keluarga Tak Kenal Lelah Hubungi Penumpang Malaysia Airlines
-
Sisir Lokasi Penemuan 3 "Benda Terapung", Tim Pencari Tak Temukan Apapun
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Merasa Terlindungi, Barang Pemberian Kapolda Herry Heryawan Bikin Penyandang Tunarungu Ini Terharu
-
Kolaborasi Bareng DPRD DKI, Pramono Resmikan Taman Bugar Jakbar
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum