Suara.com - Anggota tim pemenangan kandidat capres cawapres nomor urut satu, Letjen TNI (purn) Johanes Suryo Prabowo, menuding ada upaya konspirasi dari tujuh jenderal anggota Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang merekomendasikan pemecatan Prabowo Subianto.
Hal itu disampaikan bekas Kepala Staff Umum TNI dalam konferensi pers menanggapi penjelasan bekas Panglima ABRI Wiranto di Hotel Intercontinental, Jakarta Pusat, Senin (23/6/2014).
Menurut Suryo, konspirasi dapat telihat dari pemilihan anggota DKP yang tidak sesuai dengan aturan Surat Keputusan Panglima ABRI No. Skep/838/XI/1995, tanggal 27 November 1995.
"Seperti penerbitan Skep pembentukan Tim DKP oleh pangab dan komposisi anggota DKP yang tidak sesuai ketentuan," imbuhnya.
Pada aturan itu disebutkan, tiga dari tujuh anggota DKP semestinya berpangkat lebih tinggi dari Prabowo, yang waktu itu berpangkat letnan jenderal. Sementara DKP hanya beranggotakan hanya seorang jenderal dan enam sisanya satu level dengan Prabowo.
Dia kembali menuding proses penerbitan DKP lebih banyak faktor politik sepanjang krisis politik pada 1998.
"Sebelumnya saya tidak tahu apa DKP Pak Prabowo," kata Suryo.
Suryo juga menambahkan, DKP tersebut harus dibuat berdasarkan keputusan presiden dan rahasia.
Seperti diberitakan sebelumnya, pekan lalu Wiranto menyatakan alasan rekomendasi pematan terhadap Prabowo karena dianggap melanggar perintah atasan dan bertindak secara inisiatif melakukan penculikan aktivis.
Adapun salah seorang anggoata DKP yang ikut merekomendasiakan pemecatan yakni Susilo Bambang Yudhoyono yang waktu itu masih berpangkat letnan jenderal.
Berita Terkait
Terpopuler
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- Reaksi Kocak Amanda Manopo Ditanya Malam Pertama Usai Menikah: Kita Coba Hari Ini
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Percepat Pembangunan Papua, Mendagri Tekankan Pentingnya Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah
-
KPK Ungkap Korupsi JTTS Direncanakan Bintang Perbowo Jauh Sebelum Jadi Bos Hutama Karya
-
Kepala SMAN 1 Cimarga Tampar Murid Gegara Merokok, Ratusan Siswa Mogok Belajar
-
Mempelai Pria Ini Gagal Patahkan Batako Pakai Kepala, Endingnya di Luar Dugaan
-
'Mangkir Berjamaah?' 4 Saksi Korupsi Digitalisasi SPBU Kompak Absen dari Panggilan KPK
-
Kalah Praperadilan, Kubu Nadiem 'Sentil' Hakim Cuma Hitung Alat Bukti Tidak Uji Substansi
-
Tragis! Mahasiswa Unpad Tewas dalam Kecelakaan Maut di Tol Cisumdawu, Mobil Hangus Terbakar
-
Dorong Pengembangan Energi Hijau, Pemda Bengkulu Dukung PLN Kembangan PLTP Hululais & Kepahiang
-
Tak Akan Kunjungi Israel, Ternyata Begini Agenda Asli Presiden Prabowo Usai KTT Perdamaian Gaza
-
Wajib Lapor via Aplikasi, Kegiatan Reses Anggota DPR Akan Diawasi Langsung oleh MKD