Suara.com - Sejumlah pemilih tunanetra pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 mengaku tidak mendapat sosialisasi yang cukup terkait dengan tata cara pemilihan pada 9 Juli mendatang.
"Sosialisasi dan informasi terakhir mengenai tata cara pemilihan presiden sangat kurang. Selama ini saya mendapat informasi melalui media-media audio," kata Ismet Firmansyah, pengurus Ikatan Tunanetra di Yayasan Wiyata Guna Jalan Padjadjaran Kota Bandung, Jumat (4/7/2014).
Menurut Ismet, penyuluhan terkait dengan sistem dan alat yang digunakan serta pendamping juga belum didapatkan.
Dia mengaku belum mendapatkan informasi dari petugas di lapangan terkait dengan sistem pemilihan bagi penyandang disabilitas, terutama bagi penyandang tunanetra.
"Saya belum tahu apakah pada Pilpres nanti kami didampingi atau diberi template braile, saya bolak-balik ke Wiyata Guna juga belum mendapat informasi jelas," kata Ismet.
Pria itu juga menyayangkan media massa sebagai penyambung informasi belum menunjukkan perhatian yang optimal bagi penyandang disabilitas. Misalnya, pemberitaan tentang tunanetra mandiri belum ada.
Menurut Ismet, idealnya pemilih tunanetra bisa melakukan pencoblosan sendiri di TPS tanpa didampingi sehingga menjamin kebebasan dan kerahasiaan dalam memberikan hak pilihnya.
Ismet mengaku sering risih memberikan hak pilihnya bila didampingi oleh pendamping yang disediakan di TPS.
Ismet juga khawatir ada pendamping yang tidak independen.
"Selama ini saya memilih didampingi oleh istri. Jika tidak boleh, saya tidak akan memilih," kata Ismet.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Istana Pastikan Patuhi Putusan MK, Polisi Aktif di Jabatan Sipil Wajib Mundur
-
Polemik Internal Gerindra: Dasco Sebut Penolakan Budi Arie Dinamika Politik Biasa
-
KPK Usut Korupsi Kuota Haji Langsung ke Arab Saudi, Apa yang Sebenarnya Dicari?
-
Boni Hargens: Putusan MK Benar, Polri Adalah Alat Negara
-
Prabowo Disebut 'Dewa Penolong', Guru Abdul Muis Menangis Haru Usai Nama Baiknya Dipulihkan
-
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Sektor Energi hingga Kebebasan Sipil Disorot: Haruskah Reshuffle?
-
Hendra Kurniawan Batal Dipecat Polri, Istrinya Pernah Bersyukur 'Lepas' dari Kepolisian
-
400 Tersangka 'Terlantar': Jerat Hukum Gantung Ratusan Warga, Termasuk Eks Jenderal!
-
Respons Pimpinan DPR Usai MK Larang Polisi Aktif di Jabatan Sipil, Apa Katanya?
-
Roy Suryo Cs Diperiksa Maraton: Dicecar Ratusan Pertanyaan Soal Fitnah Ijazah Jokowi!