Suara.com - Dua lembaga survei -- Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis dan Jaringan Suara Indonesia -- yang hasil hitung cepatnya (quick count) ditayangkan stasiun tvOne saat Pilpres 2014 ternyata menolak diaudit lembaga yang menaungi mereka, Perhimpunan Survei dan Opini Publik.
Ketika diminta tanggapan tentang hal itu, Wakil Pemimpin Redaksi tvOne Totok Suryanto mengatakan untuk hasil hitung cepatnya, tvOne tidak bisa turut campur karena hal itu merupakan kewenangan kedua lembaga survei.
tvOne, kata Totok, juga tidak bertanggung jawab terhadap kedua lembaga karena mereka bukan underbow tvOne dan mereka sudah memiliki lembaga yang menaungi, yakni Persepi.
Totok menegaskan bahwa pada waktu itu, tvOne tidak hanya menayangkan hasil hitung cepat Puskaptis dan JSI, melainkan sejumlah lembaga survei yang media massa lainnya juga terbitkan.
"Yang perlu jadi catatan dan perlu dipahami, kami tidak hanya tayangkan Puskaptis dan JSI, tapi juga LSN, Kompas, SMRC, dan yang media lain tayangkan juga," kata Totok kepada suara.com, Kamis (17/7/2014).
Terkait mengapa tvOne menayangkan hasil hitung cepat Puskaptis dan JSI, Totok menjelaskan bahwa ada dua patokan yang mendasarinya.
Pertama, kata Totok, dalam menentukan lembaga survei yang akan ditayangkan di tvOne, terkait dengan kompetensi. Lembaga tersebut harus mendapatkan terakreditasi dari KPU.
"Karena untuk mendapatkan akreditasi dari KPU atau untuk menjadi rekanan KPU itu ada syarat-syaratnya, seperti metodologi dan kredibilitasnya," kata dia.
Kedua, tvOne terlebih dahulu memastikan kedua lembaga survei berafiliasi dengan lembaga yang menaunginya, yakni Persepi.
Seperti diketahui, Persepi telah mengeluarkan Puskaptis dan JSI dari keanggotaan. Dari hasil audit, kedua lembaga dinilai melanggar kode etik lantaran tidak memiliki itikad baik untuk bertanggungjawab atas kegiatan penyelenggaraan quick count dalam Pilpres 2014.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram