Suara.com - Terdakwa kasus penerima gratifikasi proyek Hambalang, Anas Urbaningrum jalani sidang tuntutan hari ini, Kamis (11/9/2014), di Pengadilan Tipikor, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Dalam berkas tuntutannya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menilai bekas Ketum Demokrat itu terbukti menginginkan proyek Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sarana Olahraga Nasional(P3SON).
"Berdasarkan kesaksian para saksi yang dihadirkan dalam persidabgan, terdakwa terbukti berusaha untuk mendapatkan proyek P3SON dan sejumlah proyek lainnya yang dibiayai oleh dana APBN," kata jaksa Yudi Krisatana saat membacakan bukti-bukti persidangan.
Selain itu, Anas juga dinilai terbukti menerima uang dari PT Adhi Karya dan juga sumbangan dari Lingkaran Survei Indonesia.
"Terdakwa juga terbukti menerima uang 2,3 M dari PT Adhi Karya dan biaya survei dari PT LSI yang tidak dibayar dengan alasan agar PT LSI dapat melakukan survei terhadap calon bupati yang berasal dari Partai Demokrat. Dan itu terbukti berdasarkan keterangan Muhamad Nazaruddin dengan saksi Deny JA," tambah Yudi.
KPK berencana menjatuhkan hukuman maksimal kepada Anas, karena dinilai melakukan tindakan untuk mempengaruhi saksi yang ada diperrsidangan.
Tidak hanya Anas, Jaksa juga menilai Penasihat Hukum Anas mengambil bagian dalam aksi ini degan memarahi saksi.
Anas dalam perkara ini diduga menerima komisi sebesar 7-20 persen dari Permai Grup yang berasal dari proyek-proyek yang didanai APBN dalam bentuk 1 unit mobil Toyota Harrier senilai Rp670 juta, 1 unit mobil Toyota Vellfire seharga Rp735 juta, kegiatan survei pemenangan Rp478,6 juta dan uang Rp116,52 miliar dan 5,26 juta dolar AS dari berbagai proyek.
Uang tersebut digunakan untuk membayar hotel-hotel tempat menginap para pendukung Anas saat kongres Partai Demokrat di Bandung, pembiayaan posko tim relawan pemenangan Anas, biaya pertemuan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan pemberian uang saku kepada DPC.
Anas juga diduga melakukan tindak pidana pencucian uang (TPPU harta kekayaannya hingga mencapai Rp23,88 miliar.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu