Suara.com - Jumlah Muslim di Amerika Serikat (AS) mulai bertambah sejak tragedi 11 September 2001 di Gedung World Trade Center (WTC) New York yang membuat agama Islam menjadi perbincangan utama di negara tersebut.
"Ketika Islam diekspos setelah tragedi 11 September, beberapa warga AS tentu ada yang kontra dengan Islam, namun warga lainnya justru mencari tahu apa itu Islam serta ajarannya," kata Direktur Jamaica Muslim Center, Imam Shamsi Ali di Queens, New York saat dihubungi melalui telekonferensi di kantor Kedutaan Besar AS untuk Indonesia di Jakarta, Rabu (8/102014).
Pada diskusi tentang Muslim di AS dalam prespektif Jurnalis Indonesia yang di gelar oleh Kedutaan Besar AS Jakarta, Shamsi Ali mengatakan mayoritas warga AS mulai mencari tahu tentang Islam yang sebelumnya tidak diketahui keberadaan dan persebarannya di beberapa negara bagian AS.
Saat ini jumlah warga AS yang memeluk agama Islam tercatat sebanyak 20.000 orang, 3.000 orang di antaranya membaca syahadat mereka di Masjid New York Islamic Center.
Jumlah masjid di AS juga mengalami peningkatan yang signifikan, yakni bertambah menjadi 250 mesjid dalam kurun waktu 13 tahun setelah peristiwa 9/11.
Sebelumnya, tingkat pengetahuan warga AS tentang muslim sangat rendah karena mereka menganggap Muslim hanya terdapat di negara-negara Timur Tengah dan Asia Selatan.
Namun, proses pengenalan Islam yang terus berjalan, seperti buku-buku Islam yang mulai mudah ditemukan, ceramah toleransi antaragama di gereja, serta pengenalan Islam di institusi nonmuslim membuka mata warga AS tentang Islam sesungguhnya.
"Agama Islam dapat bertahan karena Amerika memberikan warganya kebebasan dalam beragama. Selain itu, warga AS pun bersikap terbuka dengan perbedaan," kata tokoh agama asal Indonesia tersebut.
Shamsi menjelaskan pertumbuhan muslim di AS juga terjadi karena faktor imigrasi dari beberapa negara muslim, seperti Mesir, Bangladesh, dan Pakistan.
Toleransi antaragamapun telah diterapkan oleh Pemerintah AS, seperti pemberian hak libur pada hari raya.
"Di New Jersey, pegawai dan anak sekolah mendapatkan hak libur pada hari raya. Namun, hak libur di New York meski sebatas libur sekolah belum ditandatangani oleh Pemerintah Daerah. Kendati demikian, warga AS dapat mengajukan izin pada hari raya sebagai hak asasi yang wajib dipenuhi Pemerintah AS," tambah Shamsi. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
Terkini
-
Skandal Haji Rp1 Triliun: KPK Garap Anggota DPRD Mojokerto, 400 Travel dan 13 Asosiasi Terseret
-
Beberkan Alasan Prabowo Copot Kepala Bapanas, Istana: Penugasan di Tempat Lain
-
Tewas di Lahan Kosong, Remaja Terapis Sempat Curhat Tertekan Diminta Denda Rp50 Juta!
-
Istana Buka Suara! Prabowo Kaji Serius Usul Bulog Jadi Kementerian, Bapanas Bakal Dilebur?
-
Ribuan Guru Berkumpul di Temu Pendidik Nusantara XII untuk Menjawab Tantangan Pendidikan Iklim
-
Putusan Praperadilan Kasus Korupsi Chromebook Siang Ini, Akankah Status Tersangka Nadiem Gugur?
-
Tragedi Pantai Modangan: Abai Peringatan, 2 Wisatawan Surabaya Hilang, 1 Tewas Terjepit Karang
-
Kecelakaan Maut di Tol Cipularang, Sopir Travel Ngantuk Hantam Truk: 1 Tewas, 9 Terluka!
-
Terungkap! Arief Prasetyo Dicopot dari Kepala Bapanas, Istana: Disiapkan untuk Tugas Baru
-
DPR Sebut Kegagalan ke Piala Dunia Bukan Akhir, Tapi Awal dari Pembenahan Total Sepak Bola Nasional