Suara.com - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri meminta Presiden Joko Widodo untuk menelusuri rekam jejak calon menteri yang akan duduk di kabinet. Langkah Presiden Jokowi yang menyerahkan nama-nama calon menteri ke KPK dan PPATK sesuai harapan ketum partai.
Hal itu dikatakan Politisi senior PDI Perjuangan Panda Nababan, di Jakarta, Kamis (23/10/2014), yang juga menegaskan, Megawati dalam berbagai kesempatan, mengingatkan kadernya agar berhati-hati dan tak terjerumus dalam tindak pidana korupsi.
"Ibu Mega sudah bilang berkali di Rakernas PDIP, kalau ada yang terlibat kasus korupsi, maka akan diusut, kalau perlu saya antar sendiri ke KPK," kata Panda.
Setidaknya, kata dia, Megawati menegaskan hal itu dalam Rakernas PDIP di Ancol, Jakarta Utara dan Semarang, Jawa Tengah.
"Jadi apa yang dilakukan Jokowi untuk 'screen'( menyeleksi,red) pembantunya sejalan dengan yang disampaikan ketum PDI Perjuangan," tuturnya.
Bahkan pada Pemilu Legislatif lalu, kata Ketua DPD PDIP Sumut itu, Megawati meminta Ketua DPP PDIP Bidang Hukum Trimedya untuk bekerja sama dengan polda dan kejati guna men-"screen" calon anggota DPRD kabupaten/kota dan provinsi dari PDIP.
Dalam pemenangan Jokowi sebagai capres, lanjut Panda, Megawati juga telah meminta semua kader PDIP untuk mendukungnya dengan seluruh kemampuannya. Oleh karena itu, bila ada yang menganggap PDIP atau kader yang berupaya menekan Jokowi dalam menentukan calon menterinya, sangat naif.
Ia menjelaskan, permintaan kepada KPK dan PPATK untuk menelusuri harta kekayaan calon menteri juga tidak akan mengurangi hak prerogatif presiden.
"Jokowi pernah bilang, siapa saja boleh mengusulkan calon menteri. Ibu Mega boleh, Pak Jusuf Kalla boleh, Pak Surya Paloh boleh, Pak Panda juga boleh. Tapi Jokowi bilang, tetap saya yang memutuskan," papar Panda. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Rakor Kemendagri Bersama Pemda: Pengendalian Inflasi sampai Imbauan Evaluasi Kenaikan Harga
-
Cegah Pencatutan Nama Buat Korupsi, Kemenkum Wajibkan Verifikasi Pemilik Asli Perusahaan via Notaris
-
Siap Rekonsiliasi dengan Kubu Agus, Mardiono Sebut Akan Difasilitasi 'Orang-orang Baik', Siapa?
-
Demo di Tengah Reses DPR: Mahasiswa Gelar 'Piknik Protes' Sambil Baca Buku, Cara Unik untuk Melawan
-
IETD 2025: Energi Bersih Bisa Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Bagaimana Caranya?
-
Berkaca dari Kasus Al-Khoziny, DPR Usulkan Pemerintah Beri Subsidi IMB untuk Pondok Pesantren
-
Susul Viral Tepuk Sakinah, Kini Heboh Tepuk Pajak dari Pegawai DJP
-
Di Depan Perwakilan Keluarga, Polisi Akui Belum Temukan HP Pribadi Arya Daru
-
Demo di DPR, Koalisi Sipil hingga Mahasiswa Desak Hentikan Represi dan Bebaskan Tahanan Politik
-
HUT ke-80 TNI di Monas Hasilkan 126,65 Ton Sampah!