Suara.com - Menjelang pengumuman kabinet pemerintah, beredar beragam versi susunan kementerian beserta nama calonnya. Setidaknya ada tiga versi bocoran yang sampai ke tangan wartawan.
Setiap muncul bocoran baru, hanya ada sedikit nama tetap bertahan di pos kementerian tertentu, sebagian lagi diubah-ubah posnya, bahkan ada yang dihilangkan, lalu berganti nama baru.
Nama yang bertahan di posisinya sejak versi pertama muncul adalah Lukman Hakim Saifuddin. Ketua DPP PPP ini sejak awal ditulis sebagai Menteri Agama.
Sedangkan putri Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, berubah posisi. Di versi susunan menteri pertama, Puan diplot sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Di versi berikutnya posisinya berubah menjadi Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Posnya masih sama dengan versi ketiga.
Demikian juga politisi Partai Hanura Yuddy Chrisnandi. Semula ia diplot sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, belakangan muncul dengan posisi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Khofifah Indar Parawansa, salah satu tokoh perempuan yang disebut-sebut calon kuat menteri kabinet periode 2014-2019, semula diplot sebagai Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, tapi sekarang diposkan di Menteri Sosial.
Mantan Panglima ABRI/TNI Jenderal (purn) Wiranto di dua versi pertama diplot sebagai Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM, tapi di versi yang ketiga, namanya hilang. Muncul nama baru menggantikan posisi Wiranto, yakni Tedjo Edy Purdjianto. Tedjo pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut.
Nama politisi PDI Perjuangan yang selama ini disebut-sebut akan mengisi posisi Menteri Sosial Eva Sundari juga hilang.
Nama baru yang muncul, selain Tedjo Edy adalah Nila F Moeleok. Ia diplot menjadi Menteri Kesehatan.
Tentu saja nama-nama menteri ini masih tentatif karena Presiden Jokowi belum mengumumkannya secara resmi. Peredaran nama-nama tersebut menarik perhatian publik, banyak kalangan yang memperdebatkan sebagian di antara nama tersebut. Misalnya Wiranto, ia dianggap bermasalah dengan masalah HAM di masa lalu.
Pengamat politik dari lembaga Populi Center, Usep S. Ahyar, menilai beredarnya nama-nama calon menteri beserta pos kementerian merupakan salah satu strategi untuk mendapatkan tanggapan dari publik.
"Saya kira itu bagian dari mencari respons publik. Taktik juga itu," kata Usep kepada suara.com.
Dalam teori legitimasi, kata Usep, orang mendapatkan keabsahan selalu menyandarkan pada hukum. Tapi di alam demokrasi, kata dia, tak cukup hanya bersandar pada hukum.
"Mesti melihat respons masyarakat, setuju atau tidak," kata Usep.
Mendapatkan respons dari masyarakat, kata Usep, merupakan bagian dari mencari legitimasi secara lebih jauh.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Perkuat Kualitas PMI, Perusahaan Asal Taiwan Teken MoU dengan Anak Perusahaan BPJS Ketenagakerjaan
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra