Suara.com - Politisi PDI Perjuangan TB Hasanuddin namanya tidak muncul dalam pengumuman menteri Kabinet Kerja bentukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Meski demikian, dia membantah bila namanya dikaitkan dengan delapan calon menteri yang mendapat raport merah dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan Analisis dan Traksaksi Keuangan (PPATK).
"Yang jelas saya tidak masuk kabinet bukan karena karena PPATK dan bukan urusan KPK, tolong dicatat bukan karena itu," tutur TB Hasanuddin yang namanya disebut-sebut akan dijadikan Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM, di DPR, Senin (27/10/2014).
Menurutnya, delapan calon menteri Kabinet Kerja Jokowi-JK sudah kadung mencuat, meski belum terang namanya. Karena itu, dia minta supaya KPK dalam hal ini menindaklanjutinya.
"Saya mohon dengan hormat, Pak Abraham Samad yang kebetulan anak tentara, mengalir darah berani, merah. Tunjukan merahmu. Tunjukan sekarang kalau ada kabinet yang merah, kuning agar ditindaklanjuti supaya tak jadi fitnah," katanya.
Selain itu, dia menyinggung kabar masih adanya menteri Jokowi-JK yang masih memiliki raport buruk. Namun, tanpa menyebut nama dia mengatakan penindakan hukum harus tetap dijalankan.
"Malaikat sekalipun akan kita jebloskan ke penjara," katanya. (Bagus Santosa)
Berita Terkait
-
Meski Anggap Sah-sah Saja TNI Bantu Ketahanan Pangan, Legislator PDIP Beri Catatan Kritis
-
TB Hasanuddin: Larangan Polisi Duduki Jabatan Sipil Sudah Jelas, Tapi Pemerintah Tak Pernah Jalankan
-
Soal Kerja Sama Keamanan RI-Australia, Legislator PDIP Ini Kasih 2 Catatan, Minta Prabowo Hati-hati
-
TB Hasanuddin: Ferry Irwandi Berbuat Apa hingga Dianggap Ancam Keamanan Siber TNI?
-
Disebut TNI Lakukan Pencemaran Nama Baik, Ferry Irwandi Dibela DPR
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
KPK Akhirnya Ambil Alih Kasus Korupsi Petral dari Kejagung, Apa Alasannya?
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat
-
Kemenpar Dukung Pesta Diskon Nasional 2025: Potongan Harga 20-80 Persen!
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB