Suara.com - Gusti Kanjeng Ratu Hemas mengingatkan bahwa dibutuhkan intervensi dalam berbagai bentuk yang dilakukan berbagai kalangan guna mempercepat peningkatan jumlah keterwakilan perempuan pada pemilihan umum yang akan datang. Apa dan bagaimana bentuk intervensinya, baik yang sudah maupun yang masih akan dilakukan guna meningkatkan kualitas dan kuantitas kepemimpinan perempuan, penting dikaji kembali dan didorong bersama.
“Agar kita saling menguatkan satu sama lain di saat tekanan politik dan berbagai tantangan lain menghadang. Mari kita berdiskusi karena berbagai gagasan dan inovasi baru dapat menjadi kesepahaman dan kesepakatan kerja kita. Gagasan dan inovasi barutersebut akan mampu menguatkan peran setiap kita, mengingat perjuangan mempercepat pengarusutamaan gender adalah kerja kolektif: pemerintah, parlemen, dan masyarakat harus bergandengan tangan,” kata Wakil Ketua DPD RI yang juga Ketua Kaukus Perempuan Parlemen DPD dalam pernyataan pers yang dikirim kepada suara.com, Minggu (23/11/2014).
Mengenai posisi kepemimpinan perempuan, permaisuri Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan istri Gubernur/Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X ini mengaku bangga karena bertemu rekan-rekan seperjuangannya dari berbagai daerah. Acara tersebut menjadi momentum strategis mempertegas komitmen mempercepat keseteraan gender di berbagai dimensi pembangunan.
Dia berharap pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla melaksanakan tugas semata-mata untuk kebaikan rakyat Indonesia.
“Delapan menteri perempuan di kabinet tentu saja membuat kita bangga. Setidaknya, komitmen pemerintah untuk terciptanya kesetaraan gender di berbagai sektor telah ditunjukkan dengan memilih perempuan yang jumlahnya lebih banyak dari kabinet sebelumnya, yakni 24 persen,” katanya.
Namun, dia mengingatkan persentase tersebut belum cukup. Menurut Hemas masih diperlukan komunikasi yang terus-menerus agar keterpilihan perempuan bisa berdampak signifikan bagi percepatan peningkatan kualitas hidup sekaligus menjadi batu ujian bagi perjuangan gerakan perempuan, apakah jumlah keterwakilan perempuan di kabinet otomatis berbanding lurus dengan percepatan pengarusutamaan gender.
Hemas membandingkan persentase perempuan di eksekutif dengan di legislatif. Jika di eksekutif jumlah keterwakilan perempuan mengalami peningkatan, maka jumlah keterwakilan perempuan di legislatif justru mengalami penurunan.
“Situasi di parlemen Indonesia masih jauh dari angka kritis keterwakilan perempuan, yakni minimal 30 persen, untuk dapat mempengaruhi kebijakan yang dilahirkan. Di DPR RI hanya 17,3 persen, sedangkan DPD RI 26 persen,” katanya.
Jika persentase itu disandingkan dengan jumlah keterwakilan perempuan di parlemen dunia yang hanya 20,2 persen, khususnya di Asia rata-rata 18,5 persen dan di kawasan Pasifik rata-rata 12,7 persen, maka dibutuhkan intervensi dalam berbagai bentuk yang dilakukan berbagai kalangan guna mempercepat peningkatan jumlah keterwakilan perempuan pada pemilu yang akan datang.
“Sangat jelas, dibutuhkan intervensi yang positif,” kata dia.
Berita Terkait
-
DPR RI Dukung Pembekuan Izin TikTok, Tapi Minta Tidak Matikan Ekosistem UMKM
-
Uang Pensiun DPR Digugat ke MK, Dasco: Apa pun Putusannya Kami Tak Berkeberatan
-
RKUHAP Dikritik Keras! Koalisi Masyarakat Sipil Tuntut Klarifikasi DPR
-
'Ruangnya Dibuka Seluas-luasnya': DPR Respons Positif Usulan Sistem Pemilu dari Perludem
-
Ernest Prakasa Dukung Usulan Anggota DPR Tak Dapat Uang Pensiun: Sungguh Tidak Masuk Akal!
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Terkuak! Kasus Keracunan Siswa di Jakarta Akibat Dapur MBG Tak Jalani SOP BGN
-
Prabowo Blusukan ke Monas, Cek Persiapan HUT ke-80 TNI
-
Gedung Ponpes Al-Khoziny Ambruk Tewaskan 13 Orang, FKBI Desak Investigasi dan Soroti Kelalaian Fatal
-
Prakiraan Cuaca 4 Oktober 2025 di Berbagai Kota Wisata dari Bogor, Bali hingga Yogyakarta
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!