Suara.com - Tim SAR berhasil menemukan serpihan pesawat AirAsia QZ8501, Selasa (30/12/2014) pagi di Laut Jawa. Selain itum, enam jenazah penumpang juga berhasil dievakuasi. Pesawat dengan rute Surabaya-Singapura itu menghilang 40 menit setelah lepas landas dari bandara Juanda.
Penemuan serpihan AirAsia itu merupakan langkah besar untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang masih menghantui keluarga penumpang pesawat nahas tersebut. Ada lima pertanyaan seputar jatuhnya AirAsia QZ8501 yang masih harus dijawab.
1. Apa yang menyebabkan pesawat itu jatuh?
Itu adalah pertanyaan dengan nilai satu juta dolar Amerika. Karena, belum ada satu pun yang tahu. Perlu investigasi selama berbulan-bulan untuk mencari penyebab jatuhnya pesawat AirAsia tersebut. Sejumlah pengamat memprediksi pesawat mengalami kemacetan aerodinamis karena kurangnya kecepatan atau melaju terlalu cepat dari posisi yang membuat sulit untuk naik ketinggian.
Teori lainnya menyebut bahwa pilot tidak mendapatkan informasi dari sistem di dalam pesawat tentang posisi pesawat atau hujan telah merusak mesin. Satu-satunya cara untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan AirAsia QZ8501 adalah dengan menemukan kotak hitam yang berisi rekama suara di kokpit dan rekaman data penerbangan.
2. Kenapa jenazah korban yang ditemukan tidak memakai jaket pengaman?
Salah satu jenazah korban yang ditemukan terapung di laut Jawa tidak menggunakan jaket pengaman. Ini mengindikasikan apa yang dialami pesawat tersebut terjadi dengan sangat cepat. Kata Mary Shiavo – mantan Inspektur Jenderal di Departemen Transportasi Amerika Serikat – hampir dipastikan para penumpang AirAsia itu tidak punya waktu untuk mengenakan jaket pengaman.
3. Adakah penumpang yang selamat?
Presiden National Safety Council Amerika Serikat, Deborah Hersman mengungkapkan, ada sejumlah kecelakaan pesawat di mana terdapat penumpang yang selamat. Namun, Deborah pesimistis ada penumpang AirAsia QZ8501 yang masih hidup.
4. Bagaimana tim SAR menemukan dan mengevakuasi reruntuhan pesawat?
Serpihan pesawat AirAsia ditemukan di Teluk Karimata, sekitar 110 mil dari Pangkalan Bun. Lokasi itu sekitar 6 mil dari posisi terakhir pesawat saat melakukan kontak dengan menara pengawas. Tim penyelam dan kapal yang dilengkapi peralatan sonar sudah dikirim ke lokasi di mana kedalaman laut sekitar 20-35 meter. Alat pelacak juga akan digunakan untuk mencari kotak hitam pesawat.
Sejumlah analis memperkirakan, pesawat tersebut jatuh ke laut dalam keadaan utuh dan baru terbelah. Apabila teori ini benar, maka sisa reruntuhan AirAsia berada tidak terlalu jauh dari ditemukannya serpihan tersebut.
5. Kenapa jadwal penerbangan dimajukan?
Pesawat AirAsia QZ8501 seharusnya baru lepas landas sekitar pukul 07.30 WIB. Namun, jadwal tersebut dimajukan dua jam lebih cepat. Di Amerika, belum pernah terjadi ada pesawat yang memajukan jadwal penerbangan hingga dua jam. Hal yang sama juga terjadi di negara lain. Karena itu, keputusan AirAsia memajukan jadwal penerbangan QZ8501 juga harus menjadi pertimbangan dari tim investasi dalam melakukan penyelidikan. (CNN)
Berita Terkait
-
Bandara Ahmad Yani Semarang Kembali Buka Rute Internasional
-
Promo AirAsia Diskon Hingga 33 Persen untuk Semua Penerbangan!
-
G-Dragon Konser di Jakarta! 5 Hotel Strategis Ini Bisa Dibooking Buat Bikin Nonton Makin Nyaman
-
Penerbangan Langsung Adelaide - Denpasar Dimulai, Kemenpar Optimistis Gaet 1,9 Juta Turis Australia
-
Rute Baru AirAsia yang Dinanti Wisatawan: Adelaide ke Bali Kini Tanpa Transit
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN