Suara.com - Kapten Laut Chandra Budiarjo dari Skuadron 400 Wings Operasi Udara II, menjadi satu-satunya pilot helikopter Dolphin yang berhasil menjemput jenazah korban pesawat AirAsia Qz 8501 di KRI Bung Tomo, Rabu (31/12. Kondisi cuaca menjadi kendala dalam evakuasi para korban, sehingga membuat armada lain sulit mendekat KRI Bung Tomo.
Chandra bercerita, tak mudah mengendalikan helikopter di tengah hembusan angin dan cuaca buruk. Beruntung helikopter buatan Prancis yang diterbangkannya ini tergolong canggih, sehingga bisa mengatasi kondisi cuaca yang tak bersahabat.
"Helikopter kita ini canggih dilengkapi radar cuaca," kata Chandra, di Lanud Iskandar Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu (31/12/2014).
Dia menambahkan, helikopter buatan Prancis ini juga bisa menggunakan auto pilot yang bisa langsung dipandu dengan radar dari KRI Bung Tomo, khususnya ketik akan mendarat.
"Tadi di-guide-kan dengan KRI ya kita ikuti prosedur pendekatan dengan cuaca buruk ya, tadi kita tadi mengunakan radar guide untuk kita landing," kata dia.
Meski demikian Chandra yang sudah menjadi pilot sejak 2005 ini mengakui, cuaca buruk tetap mengganggu stabilitas penerbangan helikopter yang dipilotinya.
"Yang pasti goyang-goyang karena cuaca ekstrim," ujarnya.
Ombak tinggi di perairan Selat Karimata, membuat KRI Bung Tomo sedikit miring, sehingga upaya untuk mendaratkan helikopter di atas landasan kapal bukanlah hal mudah.
"Yang penting kita tahu limitasi pesawat kita. Kita punya patokan limit untuk landing kita. Namun perlu usaha ekstra dari cuaca ekstrim ini," kata dia.
Untungnya Chandra bisa mengatasi kondisi ini, sehingga jenazah korban bisa dievakuasi dari KRI Bung Tomo. Awalnya, ada tiga kantong jenazah yang akan diangkut, namun karena keterbatasan ruang yang tersedia hanya dua jenazah yang terangkut. Dua jenazah korban itu sempat dibawa ke Lanud Iskandar Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah untuk selanjutnya diterbangkan ke Lanud Juanda Surabaya untuk diserahkan ke pihak keluarga.
Berita Terkait
-
Promo AirAsia Diskon Hingga 33 Persen untuk Semua Penerbangan!
-
G-Dragon Konser di Jakarta! 5 Hotel Strategis Ini Bisa Dibooking Buat Bikin Nonton Makin Nyaman
-
Penerbangan Langsung Adelaide - Denpasar Dimulai, Kemenpar Optimistis Gaet 1,9 Juta Turis Australia
-
DPR soal Lambatnya Evakuasi Pendaki Brasil di Rinjani: Kenapa Tak Bisa Segera Lakukan Penyelamatan?
-
Rute Baru AirAsia yang Dinanti Wisatawan: Adelaide ke Bali Kini Tanpa Transit
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN