Suara.com - Pengawas lalu lintas udara (ATC) memerlukan waktu 2 menit untuk menjawab permintaan pilot AirAsia Kapten Iriyanto yang ingin menaikkan pesawat ke ketinggian 38 ribu kaki. Direktur AirNav Indonesia, Wisnu Darjono mengatakan, waktu 2 menit itu diketahui dari transkrip pembicaraan terakhir antara ATC dengan pilot AirAsia tersebut.
Kata Darjono, ATC baru memberikan jawaban atas permintaan pilot tersebut dua menit kemudian. Namun, ATC hanya mengizinkan pesawat naik ke ketinggian 34 ribu kaki dari ketinggian 32 ribu kaki. Akan tetapi, saat itu ATC sudah kehilangan kontak dengan pesawat AirAsia QZ8501.
“Data dari accuweather.com menunjukkan bahwa tengah terjadi badai di jalur pesawat AirAsia itu. Selain itu, ada 6 pesawat dengan ketinggian berbeda yang ada di area tersebut dalam waktu bersamaan. Ini kemungkinan yang memberika kontribusi atas lambatnya respons ATC terhadap permintaan pilot AirAsia tersebut,” kata Wisnu.
Menurut dia, pengawas lalu lintas penerbangan tidak bisa langsung memberikan izin untuk terbang di ketinggian 38 ribu kaki karena harus mengecek terlebih dahulu apakah tidak ada pesawat yang terbang di ketinggian itu pada waktu yang bersamaan.
Data di radar memperlihatkan bahwa AirAsia QZ8501 sempat menaikkan ketinggian sebelum akhirnya jatuh. Sumber Reuters menyebut, jatuhnya pesawat nahas itu kemungkinan karena pilot memaksa kecepatan di atas limit pesawat.
AirNav tidak bisa mempublikasikan transkrip pembicaraan terakhir antara pilot AirAsia dengan pengawas lalu lintas udara. Karena, hanya KNKT yang mempunyai otoritas tersebut. Apakah waktu 2 menit yang diperlukan ATC untuk menjawab permintaan pilot AirAsia untuk naik ketinggian merupakan hal yang normal?
Profesor penerbangan di Universitas Lewis, Illinois, Amerika Serikat, Bill Parrot mengatakan, cepat atau lambatnya respon ATC dalam menjawab permintaan pilot sangat tergantung kepada lalu lintas udara yang tengah diawasi. Kata dia, di bandara yang padat seperti Chicago, petugas di menara pengawas bisa mengawasi 8 frekuensi di saat yang bersamaan.
“Ada satu titik ketika sense of urgency ada di tangan pilot. Apabila pilot menyatakan darurat, mereka bisa melakukan apa saja yang dia mau,” katanya. (Bloomberg)
Berita Terkait
-
Bandara Ahmad Yani Semarang Kembali Buka Rute Internasional
-
Promo AirAsia Diskon Hingga 33 Persen untuk Semua Penerbangan!
-
G-Dragon Konser di Jakarta! 5 Hotel Strategis Ini Bisa Dibooking Buat Bikin Nonton Makin Nyaman
-
Penerbangan Langsung Adelaide - Denpasar Dimulai, Kemenpar Optimistis Gaet 1,9 Juta Turis Australia
-
Rute Baru AirAsia yang Dinanti Wisatawan: Adelaide ke Bali Kini Tanpa Transit
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN