Seorang nelayan asal Kampung Pom Serewen, Serui, Kabupaten Yapen Barat, Papua, Elisa Pihahel (50) yang sempat dinyatakan hilang di perairan Serui, ditemukan selamat di perairan perbatasan RI-Papua Nugini, Sabtu (24/1/2015) kemarin.
Sebelum ditemukan, Elisa terombang-ambing selama 12 hari di tengah laut, dengan kondisi cuaca ekstrem, sehingga membuat dirinya lemas dan tak sadarkan diri.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Polisi Patrige mengatakan, Elisa ditemukan oleh dua nelayan Hamadi yakni Ansar dan Aci dalam kondisi mengapung di samping perahu yang nyaris tenggelam di sekitar perairan RI-Papua Nugini.
Diceritakan Patrige, kronologis penemuan nelayan asal Serui itu, berawal pada Sabtu sekitar pukul 14.00 WIT, Ansar dan Aci sedang mencari ikan di perairan RI-Papua Nugini, kemudian mereka melihat ada sebuah perahu terapung. Karena mendengar suara mesin perahu yang digunakan Ansar dan Aci yang berada di sekitar lokasi, Elisa yang terapung tak sadarkan diri langsung bangun dan berteriak meminta tolong.
"Mendengar teriakan minta tolong, dua dua nelayan itu lansung mendekati perahu dan melihat ternyata ada orang di samping perahu. Mereka lalu membantu korban yang dalam kondisi lemas dan tidak bisa berdiri untuk dinaikan ke perahu menuju daratan pasar Hamadi," kata Patrige saat dihubungi Suara.Com Minggu (25/1/2015) di Jayapura, Papua.
Setibanya di Pusat Pelelangan Ikan Pasar Hamadi, Jayapura, dua nelayan itu melaporkan petugas di Pos Polisi Perairan Polres Jayapura Kota, terkait penemuan nelayan yang hanyut di perairan RI-Papua Nugini.
Ditambahkan Patrige, berdasarkan keterangan Elisa, ia keluar mencari ikan di perairan Serui sejak tanggal 13 Januari 2015. Namun saat ia sudah mendapatkan ikan yang banyak dan ingin kembali ke daratan, tiba-tiba gelombang besar menghantam perahu sehingga menyebabkan mesin perahu mati total. Elisa sempat berusaha menyalakan mesin, namun mesin perahu tak juga menyala.
"Dan dalam kondisi mesin mati itu kemudian gelombang tinggi yang kedua kalinya datang menyapu perahu dan menghanyutkan korban bersama perahunya ke perairan batas RI-Papua Nugini," terang Patrige.
Saat ini Elisa yang masih dalam kondisi syok sudah dibawa ke salah satu kerabatnya di belakang pasar sentral Hamadi untuk diistirahatkan. (Lidya Salmah)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Mensesneg: 24 Perusahaan Pemegang HPH dan HTI Diaudit Kementerian Kehutanan
-
Antisipasi Cuaca Ekstrem Saat Perayaan Malam Tahun Baru 2026, Pemprov DKI Lakukan Ini
-
KPK Ungkap Alasan Hentikan Penyidikan Kasus Tambang Nikel Konawe Utara
-
Lebih 'Merdeka' di Balai Kota, Pramono Anung Blak-blakan: Jujur, Enak Jadi Gubernur
-
Fraksi Partai Nasdem Dukung Pilkada Lewat DPRD: Sesuai Konstitusi dan Pancasila
-
DPR Desak KPK Jelaskan Penghentian Penyelidikan Kasus Aswad Sulaiman Secara Transparan
-
Hadapi Tantangan Geografis, Pendidikan dan Kesejahteraan Anak di Maluku Utara Jadi Fokus Eiger
-
AMAN Catat Konflik 202 Ribu Hektare Wilayah Adat Bengkulu Sepanjang 2025
-
Harapan Publik Tinggi, KPK Tegaskan Penghentian Kasus Aswad Sulaiman Berbasis Alat Bukti
-
Rentetan Kecelakaan Kerja di Galangan PT ASL Shipyard Kembali Terjadi, Polisi Turun Tangan