Suara.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD meminta masyarakat Indonesia bersatu mendukung penyelamatan lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi. Mahfud menegaskan KPK sangat dibutuhkan untuk menangani berbagai kasus korupsi yang selama ini tidak tersentuh hukum.
"KPK ini adalah anak kandung reformasi yang merupakan salah satu anak kandung yang paling berhasil melaksanakan tugas-tugasnya untuk menegakkan hukum," kata Mahfud di gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (6/2/2015).
Mahfud mengaku sangat prihatin dengan kondisi KPK saat ini. Menurut lelaki asal Madura itu, KPK sekarang sedang dalam posisi terancam lumpuh.
Itu sebabnya, Mahfud mendorong Presiden Joko Widodo untuk segera menyelesaikan kemelut KPK dengan Polri agar kedua institusi penegak hukum ini kembali bekerja normal.
"Sebenarnya kita ini butuh KPK. Saya termasuk yang melihat KPK ini sedang dalam ancaman, ancaman pelumpuhan, padahal kita semua butuh KPK, kita mencoba apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang dilakukan saya juga udah bicara dengan beberapa orang, negara ini harus diselamatkan," kata mantan Ketua Tim Pemenangan Pilpres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Mahfud juga mengingatkan agar dalam penanganan kasus, otoritas kedua lembaga membedakan antara masalah pribadi anggota dan instansi.
"Oleh sebab itu tindakan hukum terhadap komisoner KPK maupun personil Polri itu harus dibedakan antara mala inse dan mala prohibita. Mala inse orang melakukan tindakan hukum selain melanggar aturan resmi juga melanggar aturan dalam masyarakat, tapi kalau mala prohibita orang melanggar aturan tetapi sebenarnya enggak merugikan apa-apa," kata Mahfud.
Seperti diketahui, setelah Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto ditangkap dan dijadikan sebagai tersangka oleh Bareskrim Polri, satu persatu, pimpinan KPK lainnya juga dilaporkan ke polisi.
Ketua KPK Abraham Samad dilaporkan atas dugaan pertemuan dengan elite PDI Perjuangan di Pilpres 2014. Samad dikatakan melobi tim sukses agar dipasangkan sebagai cawapres mendampingi Joko Widodo.
Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja juga dilaporkan ke polisi terkait dugaan tindak kriminal atas perampokan perusahaan dan kepemilikan saham secara ilegal di PT Desy Timber di Berau, Kalimantan Timur.
Kemudian, Wakil Ketua KPK Zulkarnaen juga dilaporkan ke polisi atas dugaan suap kasus Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat ketika Zulkarnaen masih menjadi Kepala Kejaksaan Tinggi Jatim pada 2010.
Mabes Polri sudah menerbitkan sprindik untuk semua pimpinan KPK itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Resmi! Gubernur Riau Jadi Tersangka, Langsung Ditahan 20 Hari!
-
PSI Minta Satpol PP Tegas Tertibkan Parkir Liar di Trotoar: Sudah Ganggu Pejalan Kaki!
-
Drama di MKD DPR Berakhir: Uya Kuya Lolos dari Sanksi Kode Etik
-
Drama Penangkapan Gubernur Riau: Kabur Saat OTT, Berakhir Diciduk KPK di Kafe
-
Usman Hamid Sebut Soeharto Meninggal Berstatus Terdakwa: Sulit Dianggap Pahlawan
-
Ini Pertimbangan MKD Cuma Beri Hukuman Ahmad Sahroni Penonaktifan Sebagai Anggota DPR 6 Bulan
-
MKD Jelaskan Pertimbangan Adies Kadir Tidak Bersalah: Klarifikasi Tepat, Tapi Harus Lebih Hati-hati
-
Dinyatakan Bersalah Dihukum Nonaktif Selama 6 Bulan Oleh MKD, Sahroni: Saya Terima Lapang Dada
-
Ahmad Sahroni Kena Sanksi Terberat MKD! Lebih Parah dari Nafa Urbach dan Eko Patrio, Apa Dosanya?
-
MKD Ungkap Alasan Uya Kuya Tak Bersalah, Sebut Korban Berita Bohong dan Rumah Sempat Dijarah