Suara.com - Presiden Joko Widodo pernah berjanji akan mengambil keputusan terkait polemik rencana pelantikan Komisaris Jenderal Budi Gunawan menjadi Kapolri minggu ini.
Menanggapi hal itu, anggota Komisi III dari Fraksi Partai Hanura Syarifudin Sudding mengatakan Presiden Jokowi sudah menyatakan akan menunda pengambilan keputusan melantik atau tidak melantik Budi setelah mendapatkan pertimbangan dari hasil sidang praperadilan yang diajukan tim hukum Budi di Pengadilan Negeri Jakart Selatan.
"Kan sekarang belum diputuskan (sidang praperadilan)," kata Sudding di Solo, Jawa Tengah, saat dihubungi suara.com melalui telepon, Jumat (13/2/2015).
Sudding mengatakan publik saat ini sedang menunggu hasil sidang praperadilan dan keputusan Presiden Jokowi.
"Kalau hari ini diputuskan (sidang praperadilan), hari ini juga Jokowi akan putuskan, karena sedang ditunggu," katanya.
Ketika ditanya apa yang kemungkinan diputuskan Jokowi nanti, apakah tetap melantik Budi atau membatalkannya, Sudding mengatakan dari perspektif konstitusi seharusnya Presiden tetap melantik Budi.
"Hak prerogatif Presiden itu hanya pada saat mengusulkan (calon Kapolr). Sekarang (tahapan pelantikan) bukan lagi mengenai hak prerogatif," katanya.
Sudding mengatakan setelah Presiden mengusulkan Budi dan dilakukan fit and proper test, DPR kemudian setuju mengangkat Budi menjadi Kapolri menggantikan Jenderal Sutarman.
"Sekarang, apakah Jokowi punya sikap menaati UU No 2 Tahun 2002 atau tidak," katanya.
Sudding khawatir bila Jokowi tidak menaati UU, akan terjadi kekisruhan di Parlemen.
Di tengah detik-detik Jokowi mengambil keputusan tentang pelantikan Kapolri, beredar empat nama yang sedang disiapkan Komisi Kepolisian Nasional untuk menggantikan Budi.
Nama-nama ini disiapkan bila nanti Presiden Jokowi membatalkan pelantikan Budi Gunawan. Mereka adalah Komjen Badrodin Haiti (Wakapolri), Komjen Dwi Prayitno (Irwasum Polri), Komjen Putut Eko Bayuseno (Kabaharkam Polri), dan Komjen Budi Waseso (Kabareskrim Polri).
Berita Terkait
-
Rocky Gerung: 'Hantu' Isu Lama Jokowi akan Terus Bayangi Pemerintahan Prabowo
-
Mahfud MD Kasih Dua Jempol untuk Prabowo: Ada Apa Ini?
-
Pengamat: Reshuffle Prabowo Tepis Bayang-bayang Jokowi dan Kirim Pesan ke PDIP
-
Reshuffle Kabinet Prabowo: Murni Evaluasi Kinerja atau Sekadar Drama Politik?
-
Tongkat Estafet Tokoh Menko Polkam: Ada SBY, Mahfud MD, Wiranto, hingga Djamari Chaniago
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
Terkini
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre
-
Saksi Ahli Pidana Kubu Nadiem Beberkan Empat Syarat Penetapan Tersangka
-
Ayahnya Korupsi Rp26 Miliar, Anak Eks Walkot Cirebon Terciduk Maling Sepatu di Masjid
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Kementerian PU Audit Bangunan Pesantren Tua di Berbagai Provinsi
-
Kronologi Teror Bom di 2 Sekolah Elit Tangsel: Ancaman Datang Beruntun Lewat WA dan Email
-
Ajak Anak Muda Bertindak di LMS 2025, BBC Media Action Susun Strategi Jitu Atasi Isu Lingkungan
-
Viral Jejak Digital Ponpes Al Khoziny di Google Earth, Netizen: Bangunan Paling Gak Masuk Logika
-
Sopir Pajero Mabuk Seret Honda Scopy Ratusan Meter di Tangerang, Endingnya Tak Terduga