Suara.com - Lemahnya pengawasan perairan di wilayah pesisir timur Aceh, membuat bandit narkoba secara mudah memasukkan sejumlah narkotika dan obat terlarang ke bumi Serambi Mekkah.
Luas pesisir timur yang mencapai 495 kilometer, hanya diawasi oleh tiga kapal patroli milik Polisi Air dan Udara (Polairud) Kepolisian Daerah (Polda) Aceh dan satu kapal bantuan dari Mabes Polri, belum mampu mengatasi persoalan peredaran narkoba di wilayah Aceh.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Aceh, Kombes Pol Gustav Leo, mengatakan luasnya perairan pesisir timur Aceh tidak sepenuhnya terjangkau dengan empat kapal patroli yang ada.
Tak heran, menurutnya, jika di daerah-daerah seperti Peurlak, Lagsa, Idi, Aceh Tamiang, Lhokseumawe dan Aceh Utara lazim ditemukan berbagai jenis narkoba seperti sabu-sabu dan pil ekstasi.
Kondisi itu pula, kata dia, yang juga menjadikan wilayah pesisir timur sebagai gerbang utama masuknya narkoba ke Aceh.
Selain sebagai pintu masuk, kata Gustav, wilayah ini juga menjadi salah satu pusat transit narkoba sebelum diedarakan ke sebagian wilayah di Sumatera dan Jawa.
"Ini belum ditambah lagi dengan motif-motif yang digunakan pelaku. Ada yang membawanya nelayan kecil yang kadang sulit kita yakini terdapat barang itu (sabu-sabu dan ekstasi)," kata Gustav Leo dalam silaturahminya dengan sejumlah wartawan kemarin, Kamis (26/2/2015) di Banda Aceh.
Menurutnya, Aceh kini sedang berada dalam kondisi darurat narkoba. Dari penelusuran pihak Kepolisan Daerah Aceh bersama Badan Narkotika Nasional (BNN), di wilayah pesisir timur Aceh, masih terdapat 1.000 kg sabu-sabu dan ribuan butir pil ekstasi yang diseludupkan dari luar Aceh.
"Kita menduga ini (sabu-sabu dan ekstasi) masih banyak sekali, 1.000 kg lagi masih ada," ujar Gustav.
Dugaan tersebut, kata Gustav, terendus dari pengembangan yang dilakukan pihaknya bersama BNN usai menangkap gembong sabu-sabu 77 kg di Aceh Timur.
Kemudian ditambah lagi dengan penangkapan 11 kg sabu-sabu dan 147 ribu butir pil ekstasi oleh Polres Aceh Tamiang. Lalu penangkapan 14 kg sabu-sabu oleh unit intel TNI Kodim 0103 dan Satnarkoba Polres Aceh Utara.
"Sesuai Perintah dari Mabes Polri, saat ini kita dari Polda Aceh, telah meminta kepada jajaran yang ada, Polres Lhokseumawe dan Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tamiang untuk melakukan pengembangan."
"Dalam hal ini kita juga bekerjasama dengan BNN, dan aparat TNI guna memberantas gembong Narkoba di Aceh," kata Gustav Leo. [Alfiansyah Ocxie]
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Mendagri: Pemerintah Mendengar, Memahami, dan Menindaklanjuti Kritik Soal Bencana