Suara.com - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menggendong bayi orang rimba yang berumur tiga hari saat mengunjungi pemukiman orang rimba di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) Kabupaten Sarolangun-Batanghari, Jambi, Jumat (13/3/2015).
Kedatangan Mensos terkait isu nasional tentang kematian beruntun sebelas orang rimba karena kelaparan akibat hutan tempat mereka hidup habis dan menjadi Hutan Tanaman Industri (HTI) yang dikelola PT Wahana Perintis.
Saat "blusukan" ke pemukiman orang rimba, Mensos disambut tiga temenggung, yakni Temenggung Marituha, Nyenong dan Ngamal. Mensos pun berdiskusi dan mengorek permasalahan yang sedang menimpa orang rimba di Bukit Duabelas itu.
Usai berdiskusi dengan laki-laki orang rimba, Mensos langsung menuju pemukiman "Induk" (Ibu anak-anak rimba) di dalam hutan. "Induk" dan para wanita orang rimba dilarang untuk bertemu dengan orang luar sesuai adat istiadat mereka.
Menteri pun tak banyak bertemu "Induk" orang rimba. Mereka lari ke hutan menghindari orang luar. Di rumah-rumah yang hanya beralas kayu dan beratap terpal, ada bayi yang masih merah berumur tiga hari, tidak diketahui siapa ibu bayi itu.
Saat itu, Mensos menggendong bayi itu, namun sayang momen itu tidak bisa diabadikan karena di lokasi pemukiman wanita-wanita rimba tidak boleh mengambil gambar. Jika ketahuan maka akan didenda 500 kain beserta selemak semanisnya (makanan denda adat).
Bukan hanya itu, Khofifah juga terlihat berbaur dengan anak-anak rimba laki-laki. Bahkan Khofifah memasang satu persatu baju yang merupakan bantuan Kemensos. Rata-rata anak-anak orang rimba tidak memakai baju.
Di kesempatan itu, Mensos juga memberikan uang santunan untuk ahli waris yang ditinggalkan dan mengucapkan belasungkawa. Tidak hanya itu, sembako dan rokok juga diserahkan kepada seluruh orang rimba di kelompok tiga temenggung yang sedang mengalami krisis pangan.
Terkait permintaan orang rimba soal kebutuhan lahan perkebunan HTI untuk menghidupi anak-cucu mereka, Mensos berjanji akan mengupayakan itu. Namun jika lahan sudah siap diberikan kepada orang rimba, salah satu temenggung harus menandatangani surat perjanjian dengan perusahaan.
"Tapi jika nanti disahkan, salah satu temenggung harus ada yang menandatangani perjanjian penyerahan HTI itu ya, perjanjian itu supaya kita bisa mendapatkan lahan untuk bercocok tanam," kata Khofifah.
Khofifah juga menawarkan agar anak-anak orang rimba bisa bersekolah, namun orang rimba tidak mau anak mereka sekolah di luar hutan. Mensos pun berupaya mendatangkan guru sesuai konsep dibuat oleh KKI WARSI.
Sementara itu, Koordinator Kajian Unit Suku-Suku KKI WARSI, Kristiawan menyambut baik upaya yang akan dilakukan Menteri Sosial bagi orang rimba Bukit Duabelas. Pemberian lahan perkebunan untuk orang rimba adalah untuk menghindari mereka dari kesulitan pangan. (Antara)
Berita Terkait
-
Kemensos Siapkan Jaminan Hidup Korban Bencana Sumatra Selama 3 Bulan
-
Wapres Gibran Puji Aksi Masyarakat Berdonasi, Mensos Malah Singgung Izin?
-
Mensos Sebut Donasi Bencana Boleh Disalurkan Dulu, Izin dan Laporan Menyusul
-
Mensos Ingatkan Instansi Pemerintah dan Swasta Harus Beri Kesempatan Kerja untuk Disabilitas
-
Viral Beras Untuk Korban Banjir di Sumatra Rusak Akibat Dilempar dari Helikopter, Ini Kata Mensos
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka