Suara.com - Ketua DPP PDI Perjuangan Sukur Nababan menilai, hasil survei Poltracking Indonesia yang menyimpulkan kekurangpuasan publik terhadap kinerja Kabinet Kerja dapat menjadi masukan pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Pemerintahan ini masih baru, sehingga menteri masih banyak yang mempelajari persoalan-persoalan pada bidang yang menjadi tanggung jawabnya. Kalau publik masih belum puas terhadap kinerja menteri, itu wajar," katanya di Jakarta, Senin (20/4/2015).
Dalam hasil survei Poltracking Indonesia yang dirilis di Jakarta, Minggu (19/4/2015), yang menyimpulkan 42,7 persen publik kurang puas terhadap kinerja Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Menurut dia, hasil survei tersebut dapat menjadi masukan bagi presiden dan wakil presiden untuk meningkatkan kinerja pemerintahannya.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, kata dia, baru berusia enam bulan dari periode pemerintahan lima tahun, sehingga waktu menjalankan program-program pemerintah masih panjang.
"Survei seperti ini baik untuk menjadi masukan pemerintah, tapi hendaknya jangan digunakan oleh pihak-pihak tertentu sebagai alat provokasi untuk menjatuhkan pemerintahan," kata Anggota Komisi V DPR ini.
Ketika ditanya soal rumor yang menyebut soal kemungkinan adanya "reshuffle" kabinet, menurut Sukur, "reshuffle" kabinet itu adalah hak prerogatif presiden dan tidak bisa diintervensi oleh pihak lain.
Kalaupun nantinya ada "reshuffle", menurut dia, tentunya presiden sebelummnya akan memberikan evaluasi kinerja dari masing-masing menteri kabinet.
Pada survei Poltracking Indonesia juga mensurvei persepsi publik soal kemungkinan "reshuffle" kabinet yang kesimpulannya 41,8 persen publik setuju "reshuffle".
Survei Poltracking Indonesia dilakukan pada periode 23-31 Maret 2015 terhadap 1.200 sampel dan tingkat kepercayaan 95 persen. (Antara)
Berita Terkait
-
Jadi Tersangka Korupsi Gula, Ingat Lagi Alasan Tom Lembong Diberhentikan Jadi Mendag oleh Jokowi
-
Puan Pimpin Sidang Paripurna Terakhir DPR RI
-
Demi Pilpres Satu Putaran, Eks Relawan Jokowi-JK Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran
-
Program Unggulan Jokowi-JK 'Disentil' Gibran, Ternyata Dana Desa Dikucurkan Pertama Kali Tahun 2015
-
CEK FAKTA: Prabowo Subianto Didepak dari Kabinet Kerja oleh Jokowi, Benarkah?
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Dana Bagi Hasil Jakarta dari Pemerintah Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Siapkan Skema Ini
-
KemenPPPA Dorong Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Pasca Kasus Keracunan
-
BGN Enggan Bicara Sanksi untuk Dapur MBG, Malah Sebut Mereka 'Pejuang Tanah Air'
-
Agus Suparmanto Sah Pimpin PPP, Mahkamah Partai Bantah Dualisme Usai Muktamar X Ancol
-
DPRD DKI Sidak 4 Lahan Parkir Ilegal, Pemprov Kehilangan Potensi Pendapatan Rp70 M per Tahun
-
Patok di Wilayah IUP PT WKM Jadi Perkara Pidana, Pengacara: Itu Dipasang di Belakang Police Line
-
Divonis 16 Tahun! Eks Dirut Asabri Siapkan PK, Singgung Kekeliruan Hakim
-
Eks Dirut PGN Ditahan KPK! Terima Suap SGD 500 Ribu, Sempat Beri 'Uang Perkenalan'
-
Ikutilah PLN Journalist Awards 2025, Apresiasi Bagi Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional
-
Soal Arahan Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Gus Yasin: PPP Selalu Sejalan dengan Pemerintah