Ibu pengajian warga miskin Tanjung Priok gelar pengajian dukung KPK. [Suara.com/Nikolaus Tolen]
Wakil Ketua Komisi VI DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Aria Bima mengatakan dana aspirasi lahir dari konsekuensi pemilu proporsional terbuka.
"Dana aspirasi menjadi menarik diperbincangkan karena masyarakat merasa mempunyai hak atas calon yang dipilihnya saat pemilu kemarin. Beda dengan saya di tahun 2004 yang menjadi wakil rakyat karena pemilu proporsional tertutup," kata Aria kepada wartawan di gedung Nusantara II, Kamis (25/6/2015).
Itu sebabnya, kata Aria, Fraksi PDI Perjuangan menolak usulan dana aspirasi dalam rapat paripurna yang berlangsung kemarin.
Menurut Aria alasan masyarakat menolak dana aspirasi karena mereka khawatir terjadi penyimpangan dana yang dilakukan anggota dewan dengan pelaksana proyek.
"Saya mengerti dengan alasan masyarakat tidak setuju dana aspirasi, mereka khawatir dengan adanya penyelewengan dari anggota dewan yang kong kali kong dengan pelaksana proyek di daerah," katanya.
Aria juga khawatir dana aspirasi tidak dapat dipergunakan secara merata. Hal tersebut karena jumlah anggota DPR yang tidak sebanding dengan jumlah daerah pemilihan yang harus dibangun.
"Adanya ketimpangan juga menjadi hal yang perlu dipikirkan dalam pencairan dana aspirasi. Bagaimana cara membangun Indonesia Timur yang luas jika anggota dewan yang ada di sini saja sedikit," ujar Aria.
Seperti diketahui, dalam rapat paripurna yang dihadiri 315 dari 560 anggota DPR dan dipimpin Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKS Fahri Hamzah, Selasa (24/6/2015), hanya tiga fraksi yang menolak pengesahan peraturan tentang tata cara pengusulan program pembangunan dapil. Ketiga fraksi adalah Fraksi Nasdem, Fraksi Hanura, dan Fraksi PDI Perjuangan. Usulan program tersebut meliputi penganggaran dana untuk pembangunan dapil atau yang disebut dana aspirasi Rp20 miliar per anggota dewan. Jika dikalikan 560 anggota DPR yang ada, estimasi total dana aspirasi mencapai Rp11,2 triliun.
"Dana aspirasi menjadi menarik diperbincangkan karena masyarakat merasa mempunyai hak atas calon yang dipilihnya saat pemilu kemarin. Beda dengan saya di tahun 2004 yang menjadi wakil rakyat karena pemilu proporsional tertutup," kata Aria kepada wartawan di gedung Nusantara II, Kamis (25/6/2015).
Itu sebabnya, kata Aria, Fraksi PDI Perjuangan menolak usulan dana aspirasi dalam rapat paripurna yang berlangsung kemarin.
Menurut Aria alasan masyarakat menolak dana aspirasi karena mereka khawatir terjadi penyimpangan dana yang dilakukan anggota dewan dengan pelaksana proyek.
"Saya mengerti dengan alasan masyarakat tidak setuju dana aspirasi, mereka khawatir dengan adanya penyelewengan dari anggota dewan yang kong kali kong dengan pelaksana proyek di daerah," katanya.
Aria juga khawatir dana aspirasi tidak dapat dipergunakan secara merata. Hal tersebut karena jumlah anggota DPR yang tidak sebanding dengan jumlah daerah pemilihan yang harus dibangun.
"Adanya ketimpangan juga menjadi hal yang perlu dipikirkan dalam pencairan dana aspirasi. Bagaimana cara membangun Indonesia Timur yang luas jika anggota dewan yang ada di sini saja sedikit," ujar Aria.
Seperti diketahui, dalam rapat paripurna yang dihadiri 315 dari 560 anggota DPR dan dipimpin Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKS Fahri Hamzah, Selasa (24/6/2015), hanya tiga fraksi yang menolak pengesahan peraturan tentang tata cara pengusulan program pembangunan dapil. Ketiga fraksi adalah Fraksi Nasdem, Fraksi Hanura, dan Fraksi PDI Perjuangan. Usulan program tersebut meliputi penganggaran dana untuk pembangunan dapil atau yang disebut dana aspirasi Rp20 miliar per anggota dewan. Jika dikalikan 560 anggota DPR yang ada, estimasi total dana aspirasi mencapai Rp11,2 triliun.
Tag
Komentar
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Keluarga Tahan Banting Anti Mogok, Mulai Rp 60 Jutaan
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Muncul Dugaan Kasus Trans7 vs Ponpes Lirboyo untuk Tutupi 4 Kasus Besar Ini
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
Terkini
-
Blak-blakan di Sidang ASDP, Mantan Wakil Ketua KPK: Hapus Pasal 'Kerugian Negara'
-
Bikin Pedagang Pasar Tersiksa, APPSI Tolak Raperda KTR DKI Jakarta
-
60 Koperasi Merah Putih Terima Dana Rp6 Miliar, Menkop Ferry Ingatkan Soal Kejujuran
-
Dugaan Ijazah Palsu Arsul Sani, Jika Terbukti Wajib Mundur dari Hakim MK
-
Di Balik Sertifikat Akreditasi: Upaya Klinik dan LAFKESPRI Jaga Mutu Layanan Kesehatan Indonesia
-
Soroti Kesenjangan Energi, Akademisi: Target Listrik 5.700 Desa Harus Wujudkan Keadilan Akses!
-
Hadapi Nyinyiran, Prabowo Beberkan Bukti Keberhasilan MBG: 99,99% Sukses!
-
Dipuji Dunia, Disindir di Negeri Sendiri: Prabowo Bela Program Makan Bergizi Gratis dari Cibiran
-
Perpres Sudah Disiapkan, Pakar Ingatkan Peluang Besar dan Risiko PLTN di Indonesia
-
Ruang Genset di RS Hermina Bekasi Terbakar Akibat Korsleting, Kerugian Ditaksir Rp 1 Miliar!