Suara.com - Sejumlah gedung pencakar langit di Kota Pekanbaru, Riau, hilang ditelan asap pada Selasa (28/7/2015) pagi akibat semakin parahnya kabut asap yang menyelimuti kota tersebut.
Berdasarkan pantauan pada pukul 07.00 WIB di sejumlah ruas jalan di Kota Pekanbaru yang terdapat bangunan tinggi menjulang seperti Jalan Ahmad Yani, Jendral Sudirman dan Subrantas Panam, bangunan jangkung yang biasanya berdiri gagah hilang 'ditelan' asap.
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan, pada Selasa pagi jarak pandang hanya berkisar 1.500 meter. Diperkirakan, menjelang siang kondisi asap tak kunjung membaik namun justru makin tebal.
Pada Selasa pagi, BMKG mendeteksi ada 148 titik panas di Sumatera yang tersebar di lima provinsi yakni Bangka Belitung sembilan titik, Lampung empat titik, Jambi 35 titik, Riau 45 titik dan Sumatera Selatan 55 titik.
"Di Riau titik panas tersebar di 10 Kabupaten Kota," kata Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin Sugarin mengatakan bahwa Bengkalis dan Indragiri Hilir merupakan daerah dengan titik panas terbanyak yakni sembilan titik diikuti Dumai delapan titik, Meranti satu titik, Pelalawan empat titik, Kampar empat titik, Rokan Hilir satu titik, Rokan Hulu dua titik, Kuantang Singingi tiga titik dan Indragiri Hulu dengan empat titik.
Sementara itu untuk tingkat kepercayaan 70 persen yang mengindikasikan keberadaan titik api terdapat 33 titik tersebar di Riau dengan Indragiri Hilir penyumbang titik api terbanyak yakni delapan titik diikuti Dumai dan Bengkalis masing-masing tujuh dan lima titik.
Sebelumnya kabut asap yang terjadi di Pekanbaru pada Senin lalu (27/7/2015) berimbas pada aktivitas hari pertama masuk sekolah di kota tersebut karena pekatnya kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan.
Guna menanggulangi efek kabut asap tersebut, pihak sekolah bersama Dinas Kesehatan Provinsi Riau membagikan masker medis kepada siswa-siswa agar mereka tidak langsung menghirup asap yang membahayakan kesehatan.
Kepala Sekolah SD Islam Terpadu Badan Pengelola Masjid An Nur, Raja Leni Marlina, mengatakan, sangat mewaspadai bahaya asap bagi kesehatan siswa-siswa. Karena itu, pihaknya meniadakan apel pagi serta mengurangi jam pelajaran sekolah.
Seluruh 272 siswa di sekolah tersebut dipulangkan lebih cepat pada pukul 11.00 WIB, dari jadwal normal pada pukul 14.30 WIB.
"Ini merupakan kebijakan sendiri karena kami sekolah swasta jadi tidak perlu menunggu kebijakan dari dinas pendidikan setempat. Bahkan, pada saat kabut asap sangat parah pada tahun lalu kami lebih dulu terpaksa meliburkan siswa sampai seminggu," ujarnya.
Kebijakan pihak sekolah untuk mengurangi dampak buruk kabut asap juga terlihat di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru. Pihak sekolah membagikan 600 masker kepada siswa karena asap terasa hingga ke dalam ruangan kelas.
"Pembagian masker kepada siswa ini adalah kebijakan darurat, sehingga baru 600 masker yang bisa dibagikan padahal di sekolah ini adalah lebih dari 1.000 siswa. Kami berharap ada bantuan masker dari pemerintah setempat," kata Wakil Sarana dan Prasarana SMK Muhammadiyah 1. (Antara).
Tag
Berita Terkait
-
Kapolri Turun Langsung Cek Karhutla di Riau, Gara-gara Asap Sampai ke Luar Negeri?
-
Karhutla Riau 2025: Cuaca Panas, Kebakaran Meluas hingga Asap ke Malaysia
-
Diprotes Malaysia, Mahfud MD Pastikan Tidak Ada Kiriman Asap ke Negara Tetangga
-
Malaysia Tawarkan Bantuan Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia
-
Kabut Asap Selimuti Kota Palembang
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Kubu Roy Suryo Ungkap Detik-detik 'Penyusup' Kepergok Masuk Ruang Gelar Perkara Kasus Ijazah Jokowi
-
Prabowo Kunjungan di Sumatra Barat, Tinjau Penanganan Bencana dan Pemulihan Infrastruktur
-
Viral Tumpukan Sampah Ciputat Akhirnya Diangkut, Pemkot Tangsel Siapkan Solusi PSEL
-
KPK Buka Peluang Periksa Istri Ridwan Kamil di Kasus Korupsi Bank BJB, Sebut Perceraian Tak Pengaruh
-
Membara Kala Basah, Kenapa Kebakaran di Jakarta Justru Meningkat Saat Hujan?
-
Keroyok 'Mata Elang' Hingga Tewas, Dua Polisi Dipecat, Empat Lainnya Demosi
-
Disebut-sebut di Sidang Korupsi Chromebook: Wali Kota Semarang Agustina: Saya Tak Terima Apa Pun
-
Kemenbud Resmi Tetapkan 85 Cagar Budaya Peringkat Nasional, Total Jadi 313
-
Bukan Sekadar Viral: Kenapa Tabola Bale dan Tor Monitor Ketua Bisa Menguasai Dunia Maya?
-
Muncul SE Kudeta Gus Yahya dari Kursi Ketum PBNU, Wasekjen: Itu Cacat Hukum!