Suara.com - Sekitar 100.000 warga Jepang dievakuasi setelah banjir besar melanda tempat tinggal mereka, hari Kamis (10/9/2015). Sedikitnya dua orang dilaporkan hilang, sementara ribuan lainnya terjebak di tengah banjir.
Sekitar 800.000 orang di Jepang bagian timur juga sudah diimbau untuk meninggalkan tempat tinggal mereka. Sejumlah tayangan televisi memperlihatkan helikopter menjemput warga dari atap rumah mereka.
Dalam tayangan lain, terlihat sejumlah warga di kota Joso, Perfektur Ibaraki, melambaikan handuk meminta pertolongan dari lantai dua rumah mereka. Luapan Sungai Kinugawa merendam kediaman mereka.
Banjir terjadi akibat hujan lebat di sejumlah wilayah. Curah hujan di beberapa wilayah tersebut
dua kali lebih tinggi dari biasanya. Hujan lebat terjadi dua hari setelah badai tropis Etau melanda Pulau Honshu yang terletak di Jepang bagian tengah.
Satu warga yang hilang merupakan seorang perempuan tua berusia 63 tahun. Si perempuan lansia belum diketahui keberadaannya setelah tanah longsor menghantam tempat tinggalnya. Orang kedua yang dilaporkan hilang adalah seorang warga Joso berusia 70 tahun. Si lelaki tua diduga terperangkap di dalam rumahnya yang tersapu oleh banjir.
Pemerintah Jepang berjanji akan segera mengambil langkah cepat untuk menjamin keselamatan para korban banji.
"Pemerintah akan bekerja dengan prioritas memastikan keselamatan warga dan melakukan yang terbaik untuk mencegah bencana serupa kembali terulang," kata Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
Curah hujan tinggi mencapai 600 milimeter masih akan mengguyur kawasan Joso. Sementara hujan berintensitas lebih rendah atau sekitar 200 milimeter akan mengguyur Jepang bagian timur seperti Fukushima, dan kawasan lainnya. Hujan diperkirakan baru akan berhenti pada hari Jumat. (Reuters)
Berita Terkait
-
85 Persen Sekolah Terdampak Banjir di Sumatra Sudah Bisa Digunakan, Sisanya Masih Dibersihkan
-
Tradisi Meugang Terancam Jelang Ramadan, Gubernur Aceh Minta Suplai Sapi ke Tito dan Purbaya
-
Bencana Aceh 2025: PLN Catat 442 Titik Kerusakan Listrik, Jauh Melampaui Dampak Tsunami 2004
-
DPR Soroti Hambatan Pemulihan Aceh: Kepala Daerah Takut Kelola Kayu Gelondongan
-
Purbaya Sentil BNPB karena Lelet Serap Anggaran Bencana, Dana Nganggur Masih Rp 1,51 T
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa
-
BNPT Sebut ada 112 Anak dan Remaja Terpapar Paham Radikal Lewat Sosial Media
-
Lawan Aksi Pencurian Besi, Pramono Anung Resmikan Dua JPO 'Anti Maling' di Jakarta
-
85 Persen Sekolah Terdampak Banjir di Sumatra Sudah Bisa Digunakan, Sisanya Masih Dibersihkan
-
BNPT Sebut Ada 27 Perencanaan Aksi Teror yang Dicegah Selama 3 Tahun Terakhir
-
Diteken Sebelum Lengser, Pimpinan KPK Era Nawawi Pomolango yang Beri SP3 Kasus Izin Nikel di Sultra
-
Refleksi 2025: Akademisi UII Nilai Pemerintahan Prabowo-Gibran Sarat Masalah HAM dan Militerisasi