Suara.com - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Khatulistiwa Pontianak membutuhkan investasi sebesar Rp300 miliar untuk mengubah air asin menjadi tawar. Mereka akan menyedot air asin dari Sungai Kapuas yang terintrusi air laut.
"Untuk mengubah air asin menjadi air tawar dan layak digunakan membutuhkan investasi yang sangat besar. Untuk membeli peralatannya saja membutuhkan dana sekitar Rp300 miliar," kata Wali Kota Pontianak Sutarmidji di Pontianak, Selasa (29/9/2015).
Sutarmidji menjelaskan air yang diproduksi sebanyak 1.300 liter per detik. Alat tersebut harus digunakan secara terus-menerus, tidak hanya saat kondisi air asin tetapi juga keadaan normal.
"Bisa saja Pemkot berinvestasi membeli peralatan itu dengan tiga tahun anggaran. Namun yang menjadi permasalahan, biaya operasional untuk memproduksi air asin menjadi air tawar cukup mahal yakni sekitar Rp15 ribu hingga Rp18 ribu per meter kubik," ungkapnya.
Saat ini saja harga air PDAM berkisar Rp3.500 hingga Rp4.000 per meter kubik. Jika dipaksakan menggunakan peralatan tersebut, tentunya akan ada kenaikan harga atau tarif pemakaian air PDAM sebanyak tiga hingga empat kali lipat dari yang berlaku saat ini.
"Pertanyaannya, apakah masyarakat kita mampu untuk berlangganan air PDAM sebesar itu. Kalau misalnya hotel, usaha-usaha besar atau rumah-rumah mewah mungkin hal itu tidak menjadi persoalan, tetapi masyarakat kecil tentunya keberatan jika tarif PDAM naik hingga sebesar Rp18 ribu per meter kubik," ujarnya.
Saat ini, menurut dia, pemerintah pusat sedang gencar membangun sekitar 48 waduk yang tersebar di beberapa daerah. Ia berharap dari jumlah itu, melalui perjuangan Gubernur Kalbar, Cornelis, bisa mendapat jatah satu waduk sebagai air baku PDAM Pontianak.
"Saya sangat mendukung upaya yang dilakukan oleh pak gubernur untuk mendapatkan satu program pembuatan waduk yang cukup besar. Saya berharap ada di kawasan Kubu Raya supaya itu bisa menjadi air baku untuk PDAM Kota Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, dan Kabupaten Landak," kata Sutarmidji.
Dalam sebulan terakhir, air bersih yang didistribusikan oleh PDAM Tirta Khatulistiwa Pontianak ke pelanggannya terasa asin, karena bahan bakunya dari Sungai Kapuas dan Sungai Penepat sudah terintrusi air laut, karena dorongan air dari hulu kedua sungai itu kecil, dampak dari musim kemarau. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Wamendagri Wiyagus Tekankan Pentingnya Integritas dan Profesionalisme Penyelenggara Pemilu
-
Balas Dendam, Santri Korban Bullying Ngamuk Bakar Ponpes di Aceh Besar, Begini Kronologinya!
-
Sidang Perdana PK, Tim Hukum Eks Dirut Asabri Adam Damiri Ungkap 8 Bukti Baru
-
Teror Telepon Misterius ke Hakim Tipikor Medan Sebelum Kamar Pribadinya Ludes Kebakaran
-
Suara Eks Dirut ASDP Bergetar di Sidang Korupsi, Pleidoi Personal Soal Keluarga
-
Polda Metro Jaya Gelar Perkara Kasus Fitnah Ijazah Palsu Jokowi: Roy Suryo Cs Jadi Tersangka?
-
Sakit Hati Terus Dibully, Santri Nekat Bakar Pesantren: Biar Barang Mereka Habis Terbakar!
-
Gubernur Bobby Nasution Teken Kesepakatan Pengelolaan Sampah Jadi Energi
-
Surati Adhi Karya, Pramono Minta Tiang Monorel Mangkrak Dibongkar Dalam Sebulan
-
Lingkaran Korupsi SYL: Giliran Putri Kandung Indira Chunda Thita Diperiksa KPK Soal Pencucian Uang