Suara.com - Sejumlah perwakilan masyarakat adat Baduy di Kabupaten Lebak meminta Gubernur Banten Rano Karno membantu mereka bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Ya, kalau sudah silaturahmi kan bisa berbagi satu sama lain," kata tokoh masyarakat Baduy Dalam Ayah Mursyid usai bertemu Gubernur Banten Rano Karno di Serang, Rabu (7/10/2015).
Permintaan untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo, kata Ayah Mursyid, disampaikan kepada Gubernur Banten Rano Karno dalam pertemuan tersebut. Dengan harapan, perwakilan masyarakat Baduy nantinya bisa bersilaturahmi dengan orang nomor satu di Indonesia tersebut.
Rombongan yang terdiri atas lima orang tokoh Baduy ke Kantor Gubernur Banten tersebut dalam rangka bersilaturahmi dan menyampaikan amanat kepada Gubernur Banten bahwa saat ini warga Baduy Dalam dan Luar berjumlah 11. 620 jiwa yang tersebar di 64 kampung.
Dari 64 dusun atau kampung tersebut, kata dia, tiga kampung di antaranya merupakan kampung Baduy Dalam, yakni Cibeo, Cikesik, dan Cikertawana.
"Tujuan kedatangan kami ini ingin menyampaikan bahwa lahan yang dimiliki oleh warga Badui mulai terbatas. Hal itu seiring dengan makin berkembangnya jumlah warga Baduy," kata Ayah Mursyid.
Mursyid mengaku saat ini warga Baduy membutuhkan lahan untuk bercocok tanam. Hal itu dikarenakan setiap tahunnya warga Baduy harus berladang untuk keberlangsungan hidup dan mendapatkan penghasilan dari bercocok tanam.
Tidak hanya itu, kata Mursyid, kedatangannya ke Kantor Gubernur Banten untuk meminta perhatian dan dukungan pemerintah dalam melakukan promosi terhadap hasil kerajinanan tangan warga Baduy.
"Kami juga membutuhkan promosi agar hasil kerajinan kami laku sehingga masyarakat Baduy memiliki peningkatan pendapatan," katanya.
Sementara itu, Gubernur Banten Rano Karno berjanji akan mengakomodasi permintaan masyaralat Baduy tersebut.
Terkait dengan upaya promosi, Rano Karno mengatakan bahwa Pemprov Banten sudah memikirkan hal tersebut. Hanya saja tingkat produktivitas kerajinan masyarakat Baduy yang masih terbatas.
"Misalnya, batik baduy, tadinya saya ingin semua artis di FFI memakai pakaian batik baduy. Namun, karena ukuran kain batik yang dibuat tidak terlalu besar sehingga sulit untuk dibentuk," kata Rano. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Muktamar X PPP: Mardiono Akui Konflik Internal Jadi Biang Kegagalan di Pemilu 2024
-
Baru Hari Pertama Muktamar X PPP, Mardiono Sudah Menang Secara Aklamasi
-
Solid! Suara dari Ujung Barat dan Timur Indonesia Kompak Pilih Mardiono di Muktamar X PPP
-
Bukan Kader, tapi Provokator? PPP Curiga Ada Penyusup yang Tunggangi Kericuhan Muktamar X
-
15 Tahun Menanti, Bobby Nasution Jawab Keluhan Warga Bahorok
-
Bobby Nasution Minta Mitigasi Dini Banjir Bandang Bahorok
-
Prabowo Akui Keracunan MBG Masalah Besar, Minta Tak Dipolitisasi
-
Di Panggung Muktamar, Mardiono Minta Maaf dan Akui Gagal Bawa PPP Lolos ke Parlemen
-
Anggota TNI Ngamuk di Gowa, Kapuspen TNI: Kami akan Perkuat Pengawasan!
-
Revisi RUU BUMN Bergulir di DPR, PKB Ingatkan Jangan Hilangkan Prinsip Pasal 33 UUD 1945