Suara.com - Tentara Nasional Indonesia (TNI) dilaporkan telah berhasil memadamkan 3.163 titik api dan asap dari 3.289 titik api akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di empat provinsi seperti Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Sejak terjadi kebakaran hutan di empat provinsi tersebut, TNI disebut telah menerjunkan sejumlah 5.018 personel untuk membantu upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan.
Sebagaimana disampaikan melalui rilis pihak Puspen TNI, Jumat (9/10/2015), sejak ditugaskan pada tanggal 12 September hingga 8 Oktober 2015, prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Kebakaran Hutan, telah berhasil memadamkan 1.841 titik api dan 1.322 titik asap yang terjadi di empat provinsi.
Disebutkan pula, saat ini masih terdapat beberapa titik api yang belum dapat dipadamkan, di antaranya yakni 36 titik api dan 1 titik asap di Provinsi Sumatera Selatan, 1 titik asap di Provinsi Riau, 29 titik api di Provinsi Kalimantan Tengah, dan 59 titik asap di Provinsi Kalimantan Selatan. Artinya, total keseluruhan masih terdapat 66 titik api dan 60 titik asap yang belum berhasil dipadamkan.
Dengan masih adanya beberapa titik api dan asap yang belum berhasil dipadamkan, TNI pun dilaporkan menambah jumlah pasukan untuk membantu pemadaman. Tepatnya, dilakukan penerjunan pasukan tambahan sejumlah 310 prajurit TNI yang berasal dari Kodam II/Sriwijaya.
Adapun sebanyak 5.018 personel yang sudah dikerahkan di empat provinsi tersebut, dibagi menjadi empat wilayah, yaitu di Sumsel sebanyak 2.959 personel di bawah pimpinan Kolonel Inf Dwi Darmadi, serta di Riau 1.059 personel di bawah pimpinan Kolonel Inf Dwi Suharjo. Lalu di Kalteng terdapat 500 personel di bawah pimpinan Kolonel Inf Aminton Manurung, serta di Kalsel sebanyak 500 personel di bawah pimpinan Kolonel Inf Febriel B. Sikumbang.
TNI sendiri disebut telah dengan segala cara berusaha membantu pemadaman kebakaran hutan yang terjadi di empat provinsi tersebut, termasuk menggunakan pesawat TNI dalam membuat hujan buatan. Hanya saja, kendala yang sering dihadapi adalah monitor awan dan cuaca yang terbatas. Lalu, tidak adanya awan juga merupakan kendala, karena garam yang ditabur tidak akan menjadi hujan bila tidak ada awannya.
Selain itu, mobilitas personel juga menjadi salah satu kendala dalam pemadaman api dan asap. Dicontohkan, seperti misalnya di salah satu kabupaten titik api dan asap sudah padam, ternyata api ada lagi yang menyala di kabupaten lain, di mana terkadang butuh waktu berjam-jam untuk ke titik api selanjutnya.
Akan halnya fasilitas penunjang, sejauh ini TNI disebut telah mengerahkan sejumlah alutsista, mulai dari peralatan hingga kendaraan. Di antaranya termasuk 3 unit pesawat Hercules C-130, 4 unit pesawat Cassa, 3 unit helikopter, 16 unit ekskavator, 15 unit mobil tanki air, serta 227 unit mesin pompa air.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi
-
Muhammad Rullyandi Sebut Polri Harus Lepas dari Politik Praktis, Menuju Paradigma Baru!
-
Hari Pertama Operasi Zebra 2025, Akal-akalan Tutup Plat Pakai Tisu Demi Hindari ETLE
-
Anak Legislator di Sulsel Kelola 41 SPPG, Kepala BGN Tak Mau Menindak: Mereka Pahlawan
-
Guru Sempat Cium Bau Bangkai di Menu Ayam, BGN Tutup Sementara SPPG di Bogor