Suara.com - Di Maluku, terdapat laboratorium kerukunan umat beragama. Ini untuk mempertahankan toleransi beragama pascakerusuhan SARA.
Tokoh Katholik, Yong Ohoitimur mengatakan kehidupan bersama dalam perasaan persaudaraan berkembang dan bertumbuh melalui perjumpaan dengan saling menyapa di Maluku. Ini perlu terus dibangun dan dijaga keutuhannya.
"Saya kira ini menjadi model kehidupan beragama yang perlu dibangun dan dijaga keutuhannya. Sehingga laboratorium kerukunan umat beragama di Maluku tidak hanya slogan tetapi benar-benar nyata dalam kehidupan sehari-hari," kata Tokoh Katholik, Prof. DR. Yong Ohoitimur, di Ambon, Minggu (18/10/2015).
Dia menyatakannya saat diskusi Publik dengan tema "Agama di Tengah Realitas Sosial yang Terus Berubah". Diskusi ini digelar dalam rangka Yubelium 100 tahun Uskup Anderas Sol MSC, 19 Oktober 2015 besok. Menurut Yong, laboratorium perdamaian, bagaimana hubungan antarkomunitas yang harmonis dengan saling menyapa tanpa ada sekatan, dan menjadi kenyataan dalam kehidupan sehari-hari.
"Laboratorium, semangatnya adalah tempat untuk orang belajar, bagaimana interaksi sosial yang terjadi antarkomunitas yang berbeda keyakinan. Sebenarnya ini menjadi contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia, khususnya daerah yang mengalami konflik seperti Tolikara di Papua dan Singkil di Aceh," katanya.
Menurutnya, agama-agama di Indonesia dengan Kitab Suci yang diturunkan sudah final. Tetapi sebagai manusia yang membaca ayat-ayat dalam kitab suci itu, begitu dinamis dalam realitas sosial yang terus berkembang.
"Dinamika sosial salah satu unsurnya sangat berpengaruh dari cara kita membaca kitab suci, cara memahami dan cara mempraktekan. Orang beragama sangat dinamis dan tergantung dari cara memahami agama yang dianutnya," kata Yong.
Menanggapi anjuran tentang sinkretis, menurut dia, sangat berbahaya karena akan meruntuhkan seluruh apa yang diperjuangkan melalui dialog.
"Kerukunan itu bukan soal sinkretisme. Karena itu, orang yang terlibat dalam dialog beragama identitas harus jelas. Kalau seorang Katolik harus mengatakan hidup yang benar sesuai ajaran agama Katolik. Begitu juga dengan agama yang lain, kalau kehidupan agamanya tidak benar, akan tidak bisa berdialog secara sehat," tandas Yong.
Penghayatan agama saat ini menjadi persoalan menurut Yong. Orang yang mempunyai pilihan harus konsekuen dengan pilihannya itu.
"Jadi, menurut saya agama selalu benar tetapi cara beragama kita yang seringkali tidak benar. Karena itu, proses beragama yang baik perlu dibangun dari Maluku, karena sesudah kerusuhan ada kebangkitan atau penataan kembali hidup baru," ujar Yong.
"Kalau diterjemahkan dalam teologi Kristen, sesudah penderitaan di salib ada kebangkitan. Jadi, kalau kita refleksikan Maluku khususnya Ambon, ini sebuah proses indah yang luar biasa. Bagi orang Kristen, Yesus sendiri menempuh jalan ini, penderitaan tetapi bangkit dengan hidup baru, dan sekarang masyarakat di daerah ini menikmati hidup baru," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka