Ruang kerja anggota DPR dari Fraksi Hanura Dewi Yasin Limpo di lantai 16, gedung Nusantara I, disegel petugas KPK, di Jakarta, Rabu (21/10). [suara.com/Bagus Santosa]
Pimpinan KPK Johan Budi mengungkapkan anggota DPR dari Fraksi Hanura Dewi Yasin Limpo dan staf ahli DPR, Bambang Wahyu Adi, ditangkap ketika hendak pergi ke luar kota. Mereka ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (20/10/2015) sekitar jam 19.00 WIB, dalam kasus proyek pengembangan pembangkit tenaga listrik mikro hidro di Kabupaten Deiyai, Papua.
"Kebetulan ibu DYL dan BWA mau pergi ke luar kota, kemudian penyidik KPK langsung mengajak ke kantor KPK," kata Johan di gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (21/10/2015).
Penangkapan terhadap anggota Komisi VII DPR itu dilakukan setelah KPK mengamankan staf pribadi Dewi, Rinelda Bandaso, dan Kepala Dinas Tambang Kabupaten Deiyai, Iranius, serta pengusaha bernama Setiadi di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Saat itu, Rienalda diduga diutus Dewi untuk menerima uang suap dari Iranius dan Setiadi. Saat itu dia ditemani Devianto, Harry, dan supir mobil rental.
Dewi yang merupakan adik Gubernur Sulawesi Selatan dinilai punya peran dalam proyek yang bernilai ratusan miliar dari anggaran belanja negara pada tahun 2016. Dia diduga menerima bayaran untuk memuluskan proyek dan diduga agar proyek tersebut dimenangkan Setiadi.
Johan menduga pemberian uang suap tersebut baru yang pertama.
"Katanya ini pemberian pertama, rencananya akan ada pemberian lagi, tetapi keburu ditangkap," kata Johan.
Setelah diperiksa, KPK menetapkan mereka menjadi tersangka.
"Kebetulan ibu DYL dan BWA mau pergi ke luar kota, kemudian penyidik KPK langsung mengajak ke kantor KPK," kata Johan di gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (21/10/2015).
Penangkapan terhadap anggota Komisi VII DPR itu dilakukan setelah KPK mengamankan staf pribadi Dewi, Rinelda Bandaso, dan Kepala Dinas Tambang Kabupaten Deiyai, Iranius, serta pengusaha bernama Setiadi di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Saat itu, Rienalda diduga diutus Dewi untuk menerima uang suap dari Iranius dan Setiadi. Saat itu dia ditemani Devianto, Harry, dan supir mobil rental.
Dewi yang merupakan adik Gubernur Sulawesi Selatan dinilai punya peran dalam proyek yang bernilai ratusan miliar dari anggaran belanja negara pada tahun 2016. Dia diduga menerima bayaran untuk memuluskan proyek dan diduga agar proyek tersebut dimenangkan Setiadi.
Johan menduga pemberian uang suap tersebut baru yang pertama.
"Katanya ini pemberian pertama, rencananya akan ada pemberian lagi, tetapi keburu ditangkap," kata Johan.
Setelah diperiksa, KPK menetapkan mereka menjadi tersangka.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
Terkini
-
Cuaca Ekstrem Hari Ini: BMKG Beri Peringatan Dini Hujan Lebat dan Petir di Kota-Kota Ini!
-
Nyaris Jadi Korban Perampasan, Wanita Ini Bongkar Dugaan Kongkalikong 'Polisi' dengan Debt Collector
-
Sebut Produksi Jagung Melesat, Titiek Soeharto Ungkap Andil Polri soal Swasembada Pangan
-
Mardiono Ungkap Kericuhan di Muktamar X PPP Akibatkan Korban Luka yang Dilarikan ke Rumah Sakit
-
Muktamar X PPP: Mardiono Akui Konflik Internal Jadi Biang Kegagalan di Pemilu 2024
-
Baru Hari Pertama Muktamar X PPP, Mardiono Sudah Menang Secara Aklamasi
-
Solid! Suara dari Ujung Barat dan Timur Indonesia Kompak Pilih Mardiono di Muktamar X PPP
-
Bukan Kader, tapi Provokator? PPP Curiga Ada Penyusup yang Tunggangi Kericuhan Muktamar X
-
15 Tahun Menanti, Bobby Nasution Jawab Keluhan Warga Bahorok
-
Bobby Nasution Minta Mitigasi Dini Banjir Bandang Bahorok