Suara.com - Terpidana kasus terorisme, Abu Bakar Ba'asyir mengajukan permohonan peninjuan kembali (PK). Ada bukti baru.
Pengacara Ba'asyir, Achmad Michdan mengatakan jika kliennya bakal membeberkan novum atau bukti baru dalam pengajuan PK.
"Iya ada novum ada bukti baru tentunya. Tak hanya novum sebetulnya yang kita ajukan. Kita keberatan terhadap kekeliruan, pertimbangan yudek yuris. Yang itu adalah majelis pada tingkat Mahkamah Agung," kata Michdan saat ditemui di PN Jakarta Selatan, Selasa (17/11/2015).
Pihaknya juga menyayangkan adanya saksi yang dihadirkan melalui sambungan telepon jarak jauh dalam kasus yang menjerat Ba'asyir. Dia menilai harusnya saksi tersebut dihadirkan langsung ke pengadilan bukan melalui sambungan telepon jarak jauh.
"Hasil pengadilan negeri bahwa teleconference itu bukan saksi dalam persidangan, harus saksi dihadirkan dalam persidangan. Kemudian keputusan pengadilan itu adalah sesuatu kekeliruan," katanya.
Pihaknya menilai jika kasus ini cenderung mendiskriminasikan kliennnya sebagai terpidana. Pasalnya dia menilai dari para pelaku teroris tersebut hanya Ba'asyir yang dituding sebagai pelaku utama dan dikenakan hukuman paling tinggi. Dia juga menilai putusan di pengadilan tidak sesuai dengan fakta dipersidangan.
"Yang kemudian diduga keputusan Ustad Abu tidak sesuai fakta persidangan yang pertama. Dalam sidang dia bukan pelaku utama, tapi dalam vonisnya dia menjadi yang paling berat. Seolah-olah menjadi tokoh begitu lho. Padahal dalam kasus itu begitu banyak yang terlibat bahkan puluhan orang yang variabelnya semua hukumannya paling tinggi ya ustad Abu," katanya.
Michdan juga membantah Ba'asyir merupakan penyumbang dana terbesar dari kegiatan kelompok teroris di Indonesia. Dia mengklaim jika Ba'asyir pun tidak mengetahui dana tersebut digunakan untuk kegiatan terorisme.
"Kalau pun ada dana dari dia yang digunakan untuk melakukan terorisme itu pun tanpa sepengetahuan dia. Nilainya juga kecil. Tidak seperti sebesar desktruksi opini masyarakat yang dibangun media ini. Seolah-olah ustad Abu membiayai pelatihan terorisme sampai Rp2 miliar. Padahal yang dia himpun tidak sampai puluhan juta rupiah," kata Michdan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Bangunan Parkir 2 Lantai Runtuh di Koja, Polisi Turun Tangan Selidiki
-
TNI Bubarkan Aksi Bawa Bendera GAM di Aceh, Satu Orang Terciduk Bawa Pistol dan Rencong
-
Bukan Cuma Lokal, Turis Eropa Serbu Kota Tua Jakarta Saat Natal: Ternyata Ini yang Mereka Cari
-
Pratikno: Januari 2026, Siswa Terdampak Bencana Sumatra Dipastikan Kembali Sekolah
-
Pemerintah Cabut Izin Jutaan Hektare Sawit dan Segel 5 Perusahaan Tambang
-
RI Tak Main-main! Bintang Porno Bonnie Blue Diadukan ke Inggris Usai Lecehkan Bendera Merah Putih
-
Pesan Mendagri ke Daerah Kaya: Jangan Simpan Anggaran, Bantu Korban Bencana
-
Prabowo: Pemerintah Tak Libur, Fokus Pulihkan Aceh dan Sumatra
-
Geger Video Bom di Bandara Batam, Kapolda Kepri: Hoaks! Pelaku Sedang Kami Kejar
-
Kejar Target Akhir Tahun, Seskab Teddy dan BP BUMN Percepat Pembangunan 15.000 Rumah Pascabencana