Suara.com - Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati sangat menyayangkan kegaduhan yang diciptakan oleh para menteri Kabinet Kerja Preisiden Joko Widodo.
Menurutnya, meskipun sebagian pihak menilai bahwa kegaduhan tersebut sebagai bagian dari bentuk keterbukaan terhadap publik, namun tidak akam ada hasilnya kalau tidak memberikan perbaikan bagi kinerja para menteri.
"Kegaduhan ini memang sebagian yang menilai bahwa adanya suatu sistem transparansi, kalau sebelumnya nggak ada ketua DPR yang disadap, era sekarang ada, tapi apa gunanya itu semua kalau tidak memperbaiki kinerja, tidak memperbaiki kondisi perekonomian kita," kata Enny di Kantor Indef Jalan Batu Merah Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Sabtu (28/11/2015).
Dia menilai, kalau tidak memberikan pengaruh positif bagi perekonomian rakyat, maka sesungguhnya kegaduhan yang dipertontonkan oleh anak buah Jokowi tersebut hanyalah sebuah sandiwara belaka.
Enny mengambil contoh kegaduhan PT. Freeport yang melibatkan Ketua DPR, Setya Novanto dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral(ESDM), Sudirman Said.
Menurutnya, sandiwara yang dilakonkan oleh keduanya tidak akan mengubah kebijakan sedikit pun untuk keberadaan Frerport, karena yang pasti, Freeport akan tetap diperpanjang dan melawan aturan yang ada di Indonesia.
"Kegaduhan itu nanti hanya sebagai sebauh panggung sandiwara saja. Misalnya masalah Freeport, kagaduhan antara Setnov dan Sudirman, ini akan membuat energi kita habis di sini saja, toh Freeport tetap mendapatkan perpanjagan tanpa harus mengikuti regulasi, jadi apa fungsinya bagi NKRI," kata Enny.
Karenanya dia berharap, agar para menteri yang ada saat ini dapat berkoordinasi dan bekerja sama dengan baik dan juga harus melakukan sesuati berdasarkan data yang ada. Sebab, keterbukaan publik memang penting, namun diharapkan hal tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat Indonesia.
"Memang dibutuhkan keterbukaan bagi publik, tapi dalam batas tertentu, artinya untuk meningkatkan kinerja dan perbaikan kodnsi dan nasib serta kesejahteraan masyarakat, kita harus proporsional juga menempatkan keterbukaan publik, karena ini suatu domain bebas nailai, artinya itu akan baik kalau memang itu berdasarkan data dan fakat yang akurat," tutup Enny.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Parah! SEA Games 2025 Baru Dimulai, Timnas Vietnam U-22 Sudah Menang Kontroversial
-
Adu Gaji Giovanni van Bronckhorst vs John Heitinga, Mana yang Pas untuk Kantong PSSI?
-
5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Kebutuhan Produktivitas dan Gaming
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah Terbaru Desember 2025, Pilihan Wajib Gamer Berat dan Multitasker Ekstrem
-
Tak Sampai Satu Bulan, Bank Jakarta Klaim Salurkan 100 Persen Dana dari Menkeu Purbaya
Terkini
-
Belum Tetapkan Tersangka Kasus Kuota Haji, KPK Masih Tunggu Penyidik Pulang dari Arab Saudi
-
Akui Kerusakan Lingkungan Bikin Parah Banjir Sumatera, Pemerintah Turunkan Tim Investigasi
-
Kenapa Tak Tetapkan Bencana Nasional untuk Banjir Sumatra? Pemerintah Ungkap Alasannya
-
Gus Yahya Pantang Mundur, Sebut Upaya Pelengseran dari PBNU Batal Demi Hukum
-
Buntut Panjang Kasus Bobby Nasution, Dewas KPK Periksa Penyidik Rossa Purbo Besok
-
KPK Undang Presiden Prabowo Hadiri Hakordia 2025, Tapi Jokowi Tak Masuk Daftar
-
Menteri PMK Bantah Penjarahan Beras di Sibolga: Bantuan untuk Warga Banjir, Bukan Kerusuhan
-
Benteng Terakhir yang Terkoyak: Konflik Manusia dan Negara di Jantung Tesso Nilo
-
Muncul Desakan Reshuffle Kabinet Imbas Banjir Sumatra, Begini Respons Menteri LHK Hanif Faisol
-
Ancaman Serius KLHK, Pemda Perusak Lingkungan Bakal 'Dihukum' Sanksi Berlapis