Suara.com - Badan Meteorologi Klimatilogi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat mencatat hujan es yang melanda wilayah Bogor terjadi akibat pengaruh awan konvektif yang cukup tinggi.
"Hujan hari ini dikategorikan ekstrem karena disertai petir dan angin kencang, juga hujan es yang terjadi karena awan konvektif yang tingginya mencapai 40.000 kaki atau 10 km ke atas, maka terjadi pendinginan sehingga membentuk butiran es," kata Kepala Stasiun Klimatologi, Dramaga, Deddy Sucahyono, saat dihubungi, Senin malam.
Berdasarkan informasi di lapangan hujan es sempat melanda wilayah Kota Bogor selama beberapa menit berlokasi di wilayah Yasmin, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Hujan es berupa butiran kecil terjadi sekitar pukul 15.30 WIB saat hujan melandar wilayah Bogor.
Deddy menyebutkan, pembentukan awan konvektif perlu diwaspadai karena, awan yang berbentuk kembang kol berwarna hitam dan menjulang tinggi memicu terjadinya hujan ekstrim disertai angin dan petir, bahkan es.
"Memasuki musim penghujan kali ini perlu diwaspadai adanya awan konvektif petanda akan ada hujan ekstrim," katanya.
Menurutnya, awan konvektif dalam diwaspadai dengan memperhatikan tanda-tanda alam, apabila di siang hari terjadi panas yang cukup terik, lalu berubah secara tiba-tiba mendung pekat disertai awan cummulunimbus atau CB yang merupakan awan konvektif memicu terjadi hujan ekstrim.
Dikatakannya, Bogor sudah mulai memasuki awal musim penguhujan, namun belum merata, karena belum keseluruhan wilayah di Jawa Barat masuk musim penghujan atau sebagai masih mengalami kemarau, seperti Karawang, Indramayu, Cirebon dan sebagian di Subang.
"Kondisi ini menyebabkan massa udara belum semuanya basah. Sehingga yang hujan hanya di Jakarta, Puncak dan Bogor, sebagian kecil di Depok. Jadi hujan belum keseluruhan merata," katanya.
Ia mengatakan, musim hujan akan merata terjadi di wilayah Jawa Barat pada Februari dan Maret atau disebut dengan puncak musim hujan.
"Karena hujan belum merata, potensi hujan ekstrim juga masih terjadi. Masyarakat terus kita ingatkan untuk mewaspadai hujan-hujan ekstrim, yang berpotensi terjadi angin kencang, longsor maupun banjir," katanya.
Hujan es tidak menimbulkan kerusakan pada rumah warga, hanya saya warga heran mendengar bunyi hujan yang turun cukup kuat seperti batu. Kerusakan justru terjadi akibat angin kencang yang menumbangkan sebuah pohon di Jalan Sholis Iskandar depan Universitas Nusa Bangsa. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
Terkini
-
Pastikan Keamanan Jalur Mudik Nataru, Kapolri: Tol Dipantau 24 Jam, Rekayasa Lalin Disiapkan
-
Pengakuan Jaksa Tri yang Kabur dari OTT KPK: Saya Ketakutan, Dikira Bukan Petugas
-
Dibubarkan Sebelum Diskusi Dimulai, Buku Reset Indonesia Dianggap Ancaman?
-
Jalankan Instruksi Prabowo, Mendagri Tito Mulai Bangun Huntap Korban Bencana Sumatra
-
Mahfud MD Bongkar Borok Polri: Masuk Akpol Pakai Jatah, Mau Jadi Brigjen Mesti Bayar?
-
Jakarta 'Puasa' Kembang Api Tahun Baru 2026, Solidaritas Bencana Sumatra Jadi Alasan Utama
-
Polda Metro Gulung Jaringan Narkoba Jelang Tutup Tahun: 2054 Tersangka Diciduk, 387 Kg Barbuk Disita
-
Tanpa Kembang Api, Perayaan Tahun Baru 2026 di Jakarta Jadi Malam Galang Dana Bencana Sumatra
-
Bukan Lewat DPRD, Ini Resep Said Abdullah PDIP Agar Biaya Pilkada Langsung Jadi Murah
-
Hari Ibu 2025, Menteri PPPA Serukan Nol Toleransi Diskriminasi dan Kekerasan terhadap Perempuan