Suara.com - Calon presiden dari Partai Republik Donald Trump telah menyerukan 'langkah total dan lengkap untuk menghentikan umat muslim memasuki Amerika Serikat. Trump kembali melontarkan serangan keras terhadap muslim setelah terjadinya bencana penembakan mematikan di California.
Trump mengatakan bahwa pemungutan suara menunjukkan adanya kebencian oleh muslim terhadap Amerika. Kondisi ini bisa menempatkan bangsa Amerika dalam risiko yang besar. "Shutdown perbatasan harus tetap "sampai perwakilan negara kita dapat mengetahui apa yang sedang terjadi," kata Trump.
Donald Trump juga menyerukan dinding perbatasan Meksiko juga harus diperketat.
Dalam beberapa pekan terakhir, sejak Paris serangan teror, Trump telah beberapa kali melontarkan pernyataan kontroversial yang menyudutkan umat Islam di AS. Ia pernah menyerukan pengawasan masjid dan database pendaftaran muslim di AS.
Retorika Trump semakin meningkat setelah terjadi bencana serangan di California pekan lalu yang dilakukan oleh pasangan muslim berpaham radikal. Mereka melepaskan tembakan dan menewaskan 14 orang di sebuah pusat kesehatan di San Bernardino.
Kepada wartawan, Senin (7/12/2015) mengatakan perusahaan polling seperti Pew Research memiliki data yang menunjukkan kebencian terhadap muslim Amerika.
"Tanpa melihat berbagai data polling, jelas kepada siapa saja kebencian adalah luar pemahaman. Di mana kebencian ini berasal dari dan mengapa, kita harus menentukan sikap. Sampai kita dapat menentukan dan memahami masalah ini dan ancaman berbahaya itu pose, negara kita tidak bisa menjadi korban serangan mengerikan oleh orang-orang yang percaya hanya dalam Jihad, dan tidak memiliki rasa alasan atau menghormati kehidupan manusia," ujar Trump. (BBC)
Berita Terkait
-
Buntut Dokumenter Kontroversial, Trump Tuntut BBC Ganti Rugi Miliaran Dolar
-
Film Terbaru Tom Cruise Dikabarkan Batal Produksi, Ini Alasannya
-
Donald Trump Dituding Dalang Kesepakatan Terburuk Piala Dunia 2026, Kota-Kota AS Terancam Bangkrut
-
Isu Kesepakatan AS-Indonesia Batal Imbas Langgar Janji, Kemenko Perekonomian Klarifikasi
-
Donald Trump Mau 'Cawe-cawe' The Fed: Jangan Mematikan Pertumbuhan!
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Stop Tahan Ijazah! Ombudsman Paksa Sekolah di Sumbar Serahkan 3.327 Ijazah Siswa
-
10 Gedung di Jakarta Kena SP1 Buntut Kebakaran Maut Terra Drone, Lokasinya Dirahasiakan
-
Misteri OTT KPK Kalsel: Sejumlah Orang Masih 'Dikunci' di Polres, Isu Jaksa Terseret Menguat
-
Ruang Kerja Bupati Disegel, Ini 5 Fakta Terkini OTT KPK di Bekasi yang Gegerkan Publik
-
KPK Benarkan OTT di Kalimantan Selatan, Enam Orang Langsung Diangkut
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Tinjau Sejumlah Titik Wilayah Terdampak Bencana di Sumbar
-
Pramono Anung: 10 Gedung di Jakarta Tidak Memenuhi Syarat Keamanan
-
Ditantang Megawati Sumbang Rp2 Miliar untuk Korban Banjir Sumatra, Pramono Anung: Samina wa Athona
-
OTT Bekasi, KPK Amankan 10 Orang dan Segel Ruang Bupati
-
OTT KPK: Ruang Kerja Bupati Bekasi Disegel, Penyelidikan Masih Berlangsung