Suara.com - Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump, seolah tak juga jera dengan berbagai gagasan dalam kampanyenya yang menyudutkan umat Islam dan mengaitkannya dengan terorisme. Pada Selasa (8/12/2015), Trumo kembali mengkampanyekan gagasannya untuk untuk melarang Muslim dari seluruh dunia memasuki Amerika. Menurutnya, gagasannya mirip dengan tindakan AS selama Perang Dunia II yang melakukan penahanan terharap warga Amerika keturunan Jepang.
Atas berbagai kampanye Trump yang sangat kontroversial dan menyudutkan umat Islam di AS, pihak Gedung Putih meminta Partai Republik untuk tidak akan mendukung Trump dalam pemilihan Presiden pada November 2016. Menteri Keamanan Dalam Negeri Jeh Johnson mengatakan ide-ide Trump justru bisa melemahkan keamanan nasional AS.
Kampanye Trump sebetulnya mendapat kecaman dari berbagai negara. Mulai dari Perdana menteri Perancis dan Inggris, PBB, dan warga Muslim dari negara-negara Asia semuanya mengecam komentar real-estate mogul ini.
Tapi Trump bersikeras bahwa ide-idenya tidak lebih buruk daripada kebijakan yang diambil oleh Presiden Franklin D. Roosevelt, yang mengawasi imigran lebih dari 110.000 orang di kamp-kamp pemerintah AS. Kebijakan ini diambil setelah pasukan Jepang mengebom Pearl Harbor pada 7 Desember 1941.
"Apa yang saya lakukan tidak berbeda dari FDR," kata Trump pada program "Good Morning America" ABC.
"Kami tidak punya pilihan selain untuk melakukan hal ini. Kami memiliki orang-orang yang ingin meledakkan bangunan kami, kota-kota kita. Kita harus mencari tahu apa yang terjadi," tegas Trump.
Trump sendiri pada Senin (7/12/2015) telah menyerukan untuk memblokir Muslim, termasuk calon imigran, mahasiswa, wisatawan dan pengunjung lainnya, memasuki negeri Paman Sam tersebut. Seruan ini muncul setelah pekan lalu di California terjadi insiden penembakan oleh dua orang Muslim diduga penganut paham radikal.
Itu adalah respon yang paling dramatis oleh calon presiden musibah San Bernardino, California. Bahkan kalangan politisi dari Partai Republik lainnya juga telah menyerukan penangguhan rencana Presiden Barack Obama dalam menangani krisis pengungsi dari Suriah.
Menteri Keamanan Dalam Negeri Johnson mengatakan usulan Trump bisa menggagalkan upaya AS untuk terhubung dengan komunitas Muslim. Sementara Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan ide-idenya tidak konstruktif.
Seorang juru bicara kampanye Trump, meminta pada para pejabat AS untuk tidak membahas kritik mereka terhadap komunitas muslim. (Reuters)
BACA JUGA:
Akbar Faisal: Jokowi dan JK Akan Laporkan Setnov ke Polisi
Ada Penyakit Baru Namanya Alergi Wifi
Bobol Komputer NASA, Hacker Ini Temukan Rahasia Mengejutkan
10 Negara Teraman Jika Meletus Perang Besar
Berita Terkait
-
Rupiah Makin Ganas, Dolar AS Keok Imbas Penutupan Pemerintahan Trump?
-
Shutdown AS Terjadi Lagi! Inilah 7 Fakta Penting yang Harus Anda Tahu
-
Foto Prabowo Jadi Alat Propaganda Israel di Papan Reklame, Dukung Rencana Trump di Gaza
-
Kekayaan Tony Blair yang Ditunjuk Jadi Pemimpin Sementara Gaza
-
Erdogan Klaim Pertemuan dengan Trump Hasilkan Kemajuan, Apa Saja yang Dibahas?
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN