Suara.com - Sedikitnya 87 orang tewas terbunuh dalam kekacauan politik yang terjadi di Burundi, Afrika, Jumat (11/12/2015). Peristiwa ini merupakan yang terparah sejak terjadinya upaya kudeta pada bulan Mei.
Letusan senjata terdengar di seluruh sudut Bujumbura, ibu kota Burundi, pada hari Jumat (11/12/2015). Hingga Sabtu (12/12/2015) suasana masih mencekam, tentara masih terlihat berpatroli di jalanan kota.
Aksi kekerasan terjadi sehari setelah pemerintah mengumumkan soal adanya kelompok tak dikenal yang melakukan tiga serangan terkoordinasi terhadap target-target militer. Juru bicara militer Kolonel Gaspard Baratuza mengklaim telah menewaskan 79 anggota kelompok dan menangkap 45 lainnya. Sementara itu, delapan di antara korban tewas merupakan anggota pasukan keamanan negara tersebut.
"Para anggota kelompok tersebut berupaya mengumpulkan senjata dan amunisi... dan militer telah menumpas mereka dengan serius," kata Baratuza seperti dikutip The Guardian.
Baratuza mengatakan, militer sudah menyita senjata dan amunisi dari mereka.
"Operasi penyisiran telah rampung sekarang," kata Baratuza seperti dikutip Reuters.
Menurut kesaksian warga, beberapa korban tewas dibunuh dengan cara dieksekusi, di mana sebagian diikat tangannya sebelum ditembak mati. Menurut keterangan saksi lain, juga berdasarkan foto-foto yang beredar di media sosial, sebagian korban tewas dieksekusi setelah ditangkap dan dikumpulkan oleh polisi dari rumah-rumah mereka. Kendati demikian, polisi membantah kabar tersebut.
"Mereka (polisi) masuk ke rumah-rumah kami, mengumpulkan seluruh pemuda dan lelaki paruh baya, membawa mereka dan membunuh mereka jauh dari rumah," kata seorang warga bernama Nyakabiga kepada Reuters.
Namun, juru bicara polisi Pierre Nkurikiye mengatakan, tidak ada "korban tambahan". Sementara itu, jubir militer Baratuza mengatakan bahwa mereka yang tewas merupakan para pelaku penyerangan barak militer Ngagara. Setelah gagal melakukan serangan, mereka kabur dan diburu oleh militer
Kekacauan di Burundi dimulai pada bulan April silam saat Presiden Pierre Nkurunziza menyatakan ingin kembali menjabat untuk ketiga kalinya. Beberapa jenderal militer kemudian bersekongkol untuk melakukan kudeta, namun gagal.
Pierre Nkurunziza menjabat sebagai presiden perang saudara 12 tahun antara suku Hutu dan Tutsi berakhir pada tahun 2005. Pierre merupakan pemimpin salah satu kelompok pemberontak Hutu. Sementara, tokoh dari suku minoritas Tutsi menempati beberapa jabatan penting di kemiliteran.
Tag
Berita Terkait
-
Pekan Pembuka Berujung Duka, Striker Timnas Burundi Korban Pertama BRI Liga 1
-
Tahun Lalu Lawan Timnas Indonesia, Pemain Timnas Burundi Resmi Gabung Klub Liga 1
-
Gabung PSS Sleman, Striker Timnas Burundi Elvis Kamsoba Kaget Ada Klub Besar di Indonesia
-
PSS Sleman Resmi Datangkan Striker Timnas Burundi Elvis Kamsoba
-
Detik-detik Syahrul Trisna Bikin Penyelamatan Krusial dari Timnas Burundi
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf
-
Skema WFA ASN dan Pegawai Swasta Nataru 2025, Termasuk TNI dan Polri
-
Pakar Hukum Unair: Perpol Jabatan Sipil Polri 'Ingkar Konstitusi', Prabowo Didesak Turun Tangan
-
Duka Sumut Kian Pekat, Korban Jiwa Bencana Alam Bertambah Jadi 369 Orang
-
Polisi Tantang Balik Roy Suryo dkk di Kasus Ijazah Jokowi: Silakan Ajukan Praperadilan!
-
Besok Diprediksi Jadi Puncak Arus Mudik Nataru ke Jogja, Exit Prambanan Jadi Perhatian
-
Mendagri: Pemerintah Hadir Penuh Tangani Bencana di Sumatera
-
Ancaman Bencana Kedua Sumatra: Saat Wabah Penyakit Mengintai di Tenda Pengungsian