Ketua Umum PPP Versi Muktamar Jakarta, Djan Faridz. (suara.com/Bowo Raharjo]
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan versi Muktamar Jakarta Djan Faridz mendatangi Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri, Rabu (16/12/2015).
Faridz yang tiba sekitar pukul 14.30 WIB itu mengaku kedatangannya tersebut untuk melaporkan pasangan calon Ujang Iskandar dan Jawawi yang maju dalam Pilkada di Kalimantan Tengah. Kedua pasangan itu diduga telah memalsukan tanda tangan Djan pada dokumen yang menjadi syarat pencalonan dalam Pilkada Serentak yang berlangsung 9 Desember 2015 lalu.
"Saya ke Bareskrim untuk melaporkan pemalsuan dalam pilkada, digunakan oleh saudara ujang dan wakilnya untuk memasukkan PPP sebagai partai pendukung dia," kata Djan Faridz di Mabes Polri, Rabu (16/12/2015).
Djan juga mengaku membawa beberapa barang bukti soal dugaan pemalsuan tanda tangan dokumen yang dilakukan Ujang dan Jawawi.
"Semua fotokopi, tanda tangan, formulir di KPUD semua kita bawa. Termasuk surat yang diduga dipalsukan, kita bawa sebagai barang bukti," katanya.
Dia mengaku kedua paslon tersebut juga belum pernah bertemu dengan dirinya. Dia juga mengaku kaget, lantaran tanda tangannya telah tercantum dalam dokumen yang merestui keduanya maju dalam pelaksanaan Pilkada di Kalteng.
"Minta izin juga enggak, minta izin, restu juga enggak tau tau ada surat yang ditandatangani oleh saya dan pak sekjen di formulir untuk yang disebut B1KWK KPUD dan permohonan itu diterima oleh KPUD dan oleh DKPP dinyatakan itu tidak benar sehingga ada tindakan skorsing oleh DKPP," katanya.
Djan juga menegaskan jika dirinya tidak pernah mengenal keduanya dan bukan dari kader PPP.
"Kalau nggak salah Ujang-jawai. saya juga gak kenal. bukan (kader PPP),kenal aja enggak," kata Djan.
Selain itu, dia juga mengaku bakal mengadukan keduanya kepada KPU RI terkait pemalsuan tanda tangan.
"Habis ini ke KPU yang penting penegak hukum dulu," tutup Djan.
Komentar
Berita Terkait
-
MK Lanjutkan Sengketa Pilkada Papua dan Barito Utara ke Tahap Pembuktian
-
Muktamar PPP Bursa Caketum Memanas: Husnan Bey Fananie Deklarasi, Gus Idror Konsolidasi Internal
-
Pilkada Ulang Pasca-Kemenangan Kotak Kosong, Bawaslu 'Pelototi' 315 TPS di Pangkalpinang
-
Pilkada Ulang Rawan 'Pemilih Siluman', Bawaslu Perintahkan Pengawas Jeli Sisir DPT Pangkalpinang
-
Kena OTT Warga, Pilkada Ulang Kota Pangkalpinang Diduga Diwarnai Aksi Politik Uang
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?