Suara.com - Masalah kaum waria tidak hanya nampak jelas di Ibu Kota Negara, Jakarta . Di Kota Palembang, Sumatera Selatan, persoalan waria sama rumitnya.
Koordinantor Himpunan Waria Sumsel, Ismail Effendi alias Ita Sandy mengatakan kebanyakan waria di Palembang masih hidup di jalan menjajakan diri. Mereka datang dari kota-kota di luar Palembang. Sebab Palembang dianggap sumber uang untuk mengadu nasib.
"Masih banyak yang di jalan, tapi ini sudah berkurang. Bisa dihitung pakai jari," kata Ismail yang juga waria kepada suara.com di Palembang belum lama ini.
Tidak ada catatan pasti jumlah waria di sana. Namun diprediksi ada 2.000 waria di Palembang. Ada 500 waria yang terdata di buku Himpunan Waria Sumsel. Mereka datang dari 16 kabupaten dan kota di Sumsel. Mereka datang tanpa keahlian khusus.
"Mereka terpaksa melacurkan diri di Palembang karena tidak mempunyai keahlian di daerah. Mereka didiskriminasi di daerah, lari ke kota," jelas dia.
Menurut dia, salah satu cara ampuh memindahkan waria dari jalanan dengan memberikan keahlian khusus kepada mereka. Misal menjahit sampai kursus kecantikan. Himpunan Waria yang dikomandoi Ismail melakukan hal itu. HW pun memberikan palatihan memotong rampung di Lembaga Pemasyarakatan di Palembang.
"Himpunan Waria ini sejak 1 Agustus 1996. Sudah lama. Kita kebanyakan bakti sosial. Biar masyarakat memandang kita positif," katanya.
Ismail menggandeng Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Sosial. Tiap tahunnya tak kurang dari 30 waria diajak untuk belajar keahlian khusus. Kebanyakan keahlian kecantikan agar mereka membuka salon sendiri.
Tidak mudah, kata Ismail. Sebab kebanyakan waria yang diajaknya masih muda. Keinginan mereka ingin senang-senang, jelas Ismail.
"Atur waria 10 orang lebih sulit. Lebih baik atur hewan 10 ribu. Waria susah sekali, inginnya hidupnya bebas nggak mau diatur. Mereka harus didorong dari jalanan ke rumah. Susahnya atur waria muda. Dia mau sendiri aja. Kalau yang agak dewasa, mereka lebih mudah," kata dia.
Menurut Ismail buruh usaha besar menangani persoalan waria di Palembang. Makanya harus dibentuk perkumpulan HW Palembang. Yani Ibrahim didaulat jadi koordinantornya.
Menurut Yani, jika perkumpulan waria Palembang tidak terbentuk, urusan waria akan terbengkalai. "Tidak bisa tersalurkan keinginannya kalau ada himpunan waria Palembang ini. Mereka bisa salurkan inspirasi mereka," kata Yani.
Anggota HW Palembang bertemu Sebulan sekali saban 3 pekan. Sementara untuk pengurus sebulan sekali. Mereka membicarakan advokasi dan kegiatan sosial waria di sana. Tujuan utamanya untuk mengambil hati masyarakat agar tidak memandang sebelah mata waria.
"Kami kasih sumbangan, pemberdayaan ibu-ibu dan lain-lain di masyarakat," kata dia.
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Daerah Sumatera Selatan ikut mendorong pemberdayaan waria di Palembang. Pengurus PKBI Sumsel di Palembang, Leo mengatakan pihaknya memberikan dukungan berupa bantuan advokasi dan pengetahuan kesehatan reproduksi (kespro).
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
Terkini
-
Dukung KLHK, NHM Laksanakan Aksi Bersih-bersih Serentak World Cleanup Day 2025 bersama Mitra Lokal
-
Sejak 2003, Haji Robert Konsisten Membina Ribuan Santri Penghafal Qur'an
-
Mendagri Ingatkan Pemda Jaga Kamtibmas & Susun Strategi Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi
-
Mimpi Jadi Tentara Terhalang Duit? KSAD Maruli Simanjuntak: Siapa Pun Bisa Daftar Tanpa Biaya!
-
Tragedi Minggu Pagi, Atap Gedung Rp120 Miliar KPT Brebes Ambruk, Warga dan Pekerja Jadi Korban
-
11 Buku Pendemo Disita, Dandhy Laksono Kritik: Bukti Polisi Tidak Membaca
-
Panglima TNI Ungkap Alasan RI Butuh Tank Harimau, Senjata Pamungkas Penjaga Kedaulatan
-
Kinerja DPR Banyak Dikritik, Adian Napitupulu: Terbelenggu Aturan Sendiri
-
'Kekuatan Siluman' di Balik Penjarahan Rumah Sri Mulyani, Dino Patti Djalal Bongkar 3 Kejanggalan
-
Beda Biaya Kuliah Gibran di UTS Insearch Sydney vs MDIS Singapura, Bak Langit Bumi