Suara.com - Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian mendapatkan informasi dari Datasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri mengenai ancaman teroris memakai senyawa sianida untuk menyerang anggota polisi.
"Saya hanya terima info (teror sianida) dari densus. Antisipasi sudah kami sampaikan ke anggota," kata Tito di Mapolda Metro Jaya, Rabu (17/2/2016).
Mantan Kapolda Papua belum dapat menjelaskan ketika ditanya bagaimana metode teror dengan senyawa sianida.
"Nggak tahu. Informasinya ada sekelompok teror mau gunakan racun," kata Tito.
Tito mengungkapkan modus teror dengan sianida pernah terjadi di Polres Jakarta Pusat beberapa tahun yang lalu. Pelaku, kata Tito, sekarang sudah diadili.
"Itu bukan modus baru. Dulu tahun 2009-2010 pernah kami tangkap dan divonis. Dia masukin minuman racun di satu Polres di Jakpus. Udah ditangkap dan sidang terbuka," katanya
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengimbau seluruh anggota Polri meningkatkan kewaspadaan saat menjalankan tugas.
"Saya sudah instruksikan kepada seluruh jajaran untuk selalu waspada dalam melaksanakan tugas," kata Kapolri.
Kapolri juga sudah menerima informasi dari intelijen mengenai ancaman teror sianida.
Kapolri mengatakan polisi merupakan target operasi teroris saat ini. Teroris akan menerapkan strategi apapun, baik pakai bom, senjata api, dan racun.
"Bisa saja (terinspirasi kasus Wayan Mirna Salihin). Makanya saya katakan, ancaman terhadap anggota Polri itu bisa dengan bom, penembakan atau pakai racun," kata Badrodin. Mirna merupakan perempuan berusia 27 tahun yang meninggal dunia setelah minum es kopi Vietnam dicampur sianida di kafe Olivier, Grand Indonesia Mall, Jakarta Pusat.
"Kami sudah sampaikan ke seluruh jajaran, waspadai makanan dan minuman di warung, resto, kantin. Ancaman teror ini ditujukan untuk Polri, termasuk pejabat Polri," Badrodin menambahkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo