Polemik keberadaan lesbi, gay, biseksual, transgender (LGBT) di Indonesia mendapat tanggapan Direktur Eksekutif Mazhab Djaeng Indonesia (MDI), Dian Rosmala. Dia memandang pentingnya memberikan pendidikan seks sejak dini di dalam keluarga. Melalui penjelasan dan pendidikan yang komprehensif, masyarakat akan memahami perilaku-perilaku menyimpang yang dilakukan LGBT.
"Untuk mencegah merebaknya gerakan LGBT saat ini, kepada para orang tua agar lebih waspada dalam memberikan pengertian serta arahan, terutama pemahaman di lingkungan keluarga. Keluarga memiliki peran melakukan edukasi seks sejak dini bagi anak-anak," kata Dian di Jakarta, Kamis (25/2/2016).
Dian melihat, di Indonesia masih banyak orang tua yang ragu untuk membicarakan pendidikan sex (sex education) kepada anak. Akibatnya, anak kemudian mencari tahu sendiri tentang jati dirinya. Pada situasi demikian, sambung Dian, terkadang informasi yang didapatkan sumbernya tidak tepat.
"Komunikasi humanis adalah kunci orang tua untuk menjaga dan melindungi anak dari potensi terjadinya perilaku menyimpang (LGBT)," ujar dia.
Lebih lanjut menurut Dian, perilaku LGBT adalah penyimpangan seksual yang tidak dibenarkan baik oleh agama maupun budaya timur sebagaimana di Indonesia. Bahwa LGBT bukan persoalan hak asasi manusia, tapi pelanggaran moral yang mesti dihentikan sebelum menular kepada generasi selanjutnya.
Dian bilang, jika dipandang dari sudut pandang HAM yang dimaknai bahwa setiap orang bebas atas pilihan hidupnya masing-masing, dan negara wajib melindungi setiap kebebasan tersebut, termasuk bebas memilih orientasi seksual, tentu saja LGBT bukan fenomena yang harus dipersoalkan. Tapi HAM tidak bisa dipandang sesempit itu.
"Mengatasnamakan HAM, lantas merasa bebas mau melakukan apa saja, termasuk melanggar moralitas publik. Jelas ini merupakan penyempitan makna hak asazi itu sendiri," tegas dia.
Dalam konteks yuridis, Indonesia memiliki aturan sendiri. PBB, organisasi pendonor dunia dan organisasi LGBT, sudah sepatutnya menghormatinya. Kita wajib menjaga budaya, kedaulatan bangsa, dan menyelamatkan generasi bangsa.
"Karena itulah, kita perlu bersatu melawan konspirasi global yang hendak membawa kehancuran peradaban kemanusiaan ini," tukas Dian.
Berita Terkait
-
Kejari Jaksel Bidik Petinggi Investor dalam Kasus TaniHub, Pemeriksaan Saksi Kunci Dimulai Besok
-
MDI Ventures Anak Usaha Telkom Bidik Investasi ke AI dan Cyber Security
-
Tak Hanya Fokus Ekonomi, MDI Ventures Danai Startup yang Miliki Dampak Sosial
-
Sinopsis dan Pemeran 'Culture Shock', Drama Remaja tentang Edukasi Seks
-
Hindari Penyakit Menular, Jefri Nichol Tak Pernah Malu Beli Alat Kontrasepsi
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Pesan Pengacara PT WKM untuk Presiden Prabowo: Datanglah ke Tambang Kami, Ada 1,2 Km Illegal Mining
-
Misteri Penculikan Bilqis: Pengacara Duga Suku Anak Dalam Hanya 'Kambing Hitam' Sindikat Besar
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Buka Penyidikan Periode 2008-2015, Puluhan Saksi Diperiksa
-
Aliansi Laki-Laki Baru: Lelaki Korban Kekerasan Seksual Harus Berani Bicara
-
Ahli BRIN Ungkap Operasi Tersembunyi di Balik Jalan Tambang PT Position di Halmahera Timur
-
Jeritan Sunyi di Balik Tembok Maskulinitas: Mengapa Lelaki Korban Kekerasan Seksual Bungkam?
-
Mendagri Tito Dapat Gelar Kehormatan "Petua Panglima Hukom" dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh
-
'Mereka Mengaku Polisi', Bagaimana Pekerja di Tebet Dikeroyok dan Diancam Tembak?
-
Efek Domino OTT Bupati Ponorogo: KPK Lanjut Bidik Dugaan Korupsi Monumen Reog
-
Bukan Kekenyangan, Tiga Alasan Ini Bikin Siswa Ogah Habiskan Makan Bergizi Gratis