Suara.com - Pengamat politik dari lembaga survei Populi Center Usep S. Achyar menilai saat ini popularitas dan elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama tetap yang tertinggi dibandingkan nama-nama tokoh lainnya yang sedang bersiap-siap maju menjadi calon gubernur periode 2017-2022.
"Kami kan survei Februari (2016) lalu, hasil surveinya menunjukkan Ahok punya peluang besar," kata Usep kepada Suara.com baru-baru ini.
Survei Populi Center dilakukan pada 13 Februari hingga 17 Februari 2016 dengan melibatkan 400 responden yang tersebar di enam wilayah DKI Jakarta.
Di bawah Ahok, ada Gubernur Banten Rano Karno, musisi Ahmad Dhani, Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Wakil Ketua DPRD Abraham Lunggana, dan mantan Menpora Adhyaksa Dault, dan Wagub DKI Djarot Saiful Anwar.
Usep menambahkan politik berlangsung sangat dinamis dan hasil survei bisa saja berubah lagi seiring perjalanan waktu.
"Hasil Februari masih urutan pertama Ahok, Ridwan, Yusril, lain-lainnya kecil-kecil prosentasenya. Sekali lagi, ini dinamis, peta politik masih bisa berubah, misalnya setelah Ridwan Kamil mundur dari pencalonan," kata Usep.
Kalau kondisinya masih sama seperti Februari, Usep memprediksi, Ahok akan memenangkan bursa Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 dengan mudah.
Responden memilih Ahok karena mereka memandang Gubernur Jakarta ini seorang yang idealis, bersih dari KKN, bekerja profesional, dan kinerjanya baik serta tegas.
"Yang banyak pilih Ahok dalam survei kemarin itu, kebanyakan karena itu. Tetapi, kalau kondisinya berubah, bisa berubah lagi situasinya," kata Usep.
Usep menilai saat ini Ahok belum menemukan kandidat gubernur yang setara.
"Kalau saya amati di berbagai daerah, incumbent itu punya modal yang baik, rata-rata, walaupun tidak semua. Modalnya, satu investasi popularitas tinggi, Ahok popularitasnya 100 persen. Semua orang tahu, semua orang mengenal. Kedua, rata-rata elektabilitasnya konsisten," kata Usep.
"Banyaknya lawan politik Ahok, sedikitnya lawan Ahok, itu bisa membuat perubahan. Apalagi, calon-calon lain kan belum deklarasi juga, siapa yang mau betul-betul maju belum deklarasi. Ini bisa berubah petanya," kata Usep.
Usep juga punya catatan. Elektabilitas incumbent bisa berubah menurun kalau mendapatkan tandingan tokoh baru yang kuat.
"Ingat, swing voter masih tinggi sekali," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Besok Diprediksi Jadi Puncak Arus Mudik Nataru ke Jogja, Exit Prambanan Jadi Perhatian
-
Mendagri: Pemerintah Hadir Penuh Tangani Bencana di Sumatera
-
Ancaman Bencana Kedua Sumatra: Saat Wabah Penyakit Mengintai di Tenda Pengungsian
-
METI: Transisi Energi Berkeadilan Tak Cukup dengan Target, Perlu Aksi Nyata
-
Kejagung Buka Kemungkinan Tersangka Baru Kasus Pemerasan Jaksa, Pimpinan Juga Bisa Terseret
-
Cuan dari Gang Sempit: Kisah PKL Malioboro yang Sukses Ternak Ratusan Tikus Mencit
-
MPR Dukung Kampung Haji, Dinilai Bikin Jemaah Lebih Tenang dan Aman Beribadah
-
KSAD Minta Media Ekspos Kerja Pemerintah Tangani Bencana Sumatra
-
Kejagung Tetapkan 3 Orang Jaksa jadi Tersangka Perkara Pemerasan Penanganan Kasus ITE
-
OTT KPK di Banten: Jaksa Diduga Peras Animator Korsel Rp2,4 M, Ancam Hukuman Berat Jika Tak Bayar