Suara.com - Ulama Madura yang tergabung dalam Badan Silaturrahmi Ulama Pesantren Madura (Bassra) mendesak Mahkamah Agung segera mengeksekusi terpidana mati kasus narkoba.
Desakan itu disampaikan para ulama dalam pertemuan antarulama se-Madura yang juga dihadiri Ketua Kamar Pidana Mahkamah Agung RI Artidjo Alkostar di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Jumat (25/3/2016).
"Kalau terpidana tidak segera dieksekusi, maka kami khawatir, peredaran narkoba akan tetap marak, karena di sebagian wilayah peredaran narkoba dikendalikan oleh bandar dari balik jeruji besi," kata pengurus Bassra asal Sampang KH Buchori Maksum.
Dalam kesempatan itu, ulama asal Kabupaten Sampang ini juga menuturkan, referensi bacaan dari sejumlah media bahwa peredaran narkoba sudah sangat mengkhawatirkan dan mengancam keutuhan NKRI.
Kiai sepuh ini juga menjelaskan bahwa mata rantai peredaran narkoba di Indonesia sangat rapi, sehingga membutuhkan keseriusan untuk membongkar jaringan peredarannya.
"Kami yakin, jika para terpidana mati, segera dieksekusi, akan membuat efek jera bagi masyarakat," katanya.
Hal senada juga disampaikan KH Jurjis asal Sumenep. Selain segera mengeksekusi mati terpidana mati kasus narkoba, kiai asal Kabupaten Sumenep ini juga meminta agar pemerintah intensif melakukan tes urine kepada semua pegawainya.
"Jika tes urine intens dilakukan, maka semua PNS yang mengonsumsi narkoba bisa segera diketahui," katanya.
Kasus narkoba ini merupakan salah satu tema yang dibahas para ulama dalam silaturrahmi antara Bassra dengan Ketua Kamar Pidana Mahkamah Agung RI Artidjo Alkostar itu. (Antara)
Berita Terkait
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Buron Kasus Peredaran Narkotika Jelang Konser DWP Menyerahkan Diri ke Bareskrim
-
Profil Donna Fabiola yang Diduga Pengedar Narkoba, Kakeknya Mantan Menteri?
-
Carlos Perreira Puji Kebangkitan Laskar Sape Kerrab di Kanjuruhan
-
Evaluasi Total Arema FC Setelah Puasa Kemenangan 4 Laga Beruntun
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Refleksi 2025: Akademisi UII Nilai Pemerintahan Prabowo-Gibran Sarat Masalah HAM dan Militerisasi
-
Tak Ada di LHKPN, Publik Pertanyakan Helikopter Pribadi Prabowo yang Disebut Teddy Dikirim ke Aceh
-
Kabar Gembira! Pramono Anung Gratiskan Moda Transportasi Jakarta di Malam Tahun Baru 2026
-
Tradisi Meugang Terancam Jelang Ramadan, Gubernur Aceh Minta Suplai Sapi ke Tito dan Purbaya
-
Bencana Aceh 2025: PLN Catat 442 Titik Kerusakan Listrik, Jauh Melampaui Dampak Tsunami 2004
-
DPR Soroti Hambatan Pemulihan Aceh: Kepala Daerah Takut Kelola Kayu Gelondongan
-
Ini 3 Poin yang Dihasilkan Dari Rapat Kordinasi DPR-Pemerintah Pascabencana di Aceh
-
ICW: Korupsi Pendidikan Tak Pernah Keluar dari Lima Besar, Banyak Celah Baru Bermunculan
-
Tito Karnavian: Anggaran Pemulihan Bencana Aceh, Sumut, dan Sumbar Capai Rp 59 Triliun
-
JPPI Terima Aduan Sekolah di Banten Diduga Palak SPPG Rp1.000 per Siswa Tiap Hari