Suara.com - Aung San Suu Kyi, penerima anugerah Nobel Perdamaian asal Myanmar, kehilangan kesabarannya ketika diwawancarai oleh Mishal Husain, seorang wartawati media Inggris, BBC.
"Mengapa tak seorang pun yang bilang, bahwa saya akan diwawancarai oleh seorang Muslim," kata perempuan berusia 70 tahun itu seperti yang tercantum dalam biografi terbarunya berjudul "The Lady And The Generals: Aung San Suu Kyi And Burma’s Struggle For Freedom" karya Peter Popham.
Peristiwa itu sendiri terjadi pada 2013, ketika Suu Kyi diwawancarai dalam program Today. Sepanjang wawancara itu sendiri, Suu Kyi berkali-kali ditanyai oleh Husain tentang pembantaian warga Muslim Rohingya di Myanmar. Ia menolak untuk mengecam aksi pembantaian tersebut dalam wawancara itu.
"Menurut saya ada banyak, banyak umat Budha yang juga meninggalkan Myanmar karena banyak alasan. Ini adalah akibat dari penderitaan kami di bawah regim diktator," ujar dia dalam wawancara itu.
Suu Kyi yang terkenal karena ketabahannya memperjuangkan demokrasi di bawah tekanan rezim junta militer selama puluhan tahun dan menjalani tahanan rumah selama sekitar 15 tahun, memang dikenal tidak pernah mengeluarkan pernyataan untuk mendukung kelompok minoritas Rohingya di Myanmar.
Mengapa?
Ia pernah menyayangkan kekerasan terhadap komunitas Muslim di Negara Bagian Arakan, tetapi tetap menolak mendukung organisasi Human Rights Watch yang mengecam umat Budha setempat sebagai pelaku kekerasan.
Tetapi dalam artikelnya di The Independent, Popham mengatakan bahwa sepenggal fakta dari 2013 itu tak bisa dengan mudah diambil untuk menyimpulkan bahwa Suu Kyi adalah seseorang yang berpikiran dangkal dan fanatik.
"Kekasih pertamanya, yang dipacari dengan serius ketika masih berkuliah di Oxford, Inggris adalah seorang Pakistan," tulis Popham.
Selama 20 tahun di Inggris, jelas Popham, Suu Kyi juga tak pernah terlibat atau mengeluarkan pendapat anti-Islam.
"Dan salah satu tokoh kunci yang mendorongnya untuk terlibat dalam pergerakan demokrasi di Myanmar adalah Maung Thaw Ka, seorang jurnalis Muslim di Myanmar yang belakangan tewas di dalam penjara," jelas Popham.
Jadi dengan latar belakang yang liberal dan toleran, mengapa Suu Kyi begitu marah ketika Husain menekannya dengan keras dalam wawancara tersebut?
Popham mengatakan ada kemungkinan karena Suu Kyi sendiri dan teman seperjuangannya, Dr Tin Mar Aung, berasal dari Arakan dan juga beragama Budha.
"Tetapi ada juga penjelasan yang lebih sederhana," tulis Popham yang telah menulis dua biografi Suu Kyi itu. Menurutnya keengganan Suu Kyi membela minoritas Muslim Rohingya adalah semata karena alasan politik.
Ia mengatakan selama 28 tahun berjuang, Suu Kyi sangat populer di antara warga Myanmar yang 90 persen beragama Budha. Tetapi rezim militer selalu berusaha merusak nama Suu Kyi dengan mengatakan bahwa dia bukan orang Myanmar tulen, karena bersuamikan warga Inggris dan hidup di Barat selama puluhan tahun.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
Terkini
-
Sultan Dorong Ekstensifikasi Sawit di Papua dengan Tetap Jaga Keseimbangan Ekologis
-
Jakarta Tumbuh, Warga Terpinggirkan: Potret Ketimpangan di Pulau Pari, Marunda, dan Bantargebang
-
Fakta Baru Kasus Kematian Bocah 9 Tahun di Cilegon, Polisi Temukan 19 Luka Benda Tajam
-
Serikat Pekerja: Rumus UMP 2026 Tidak Menjamin Kebutuhan Hidup Layak
-
Peringati Hari Migran Internasional, KP2MI Fokuskan Perhatian pada Anak Pekerja Migran
-
Tak Ada Barang Hilang, Apa Motif di Balik Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon?
-
Diduga Serang Petugas dan TNI, 15 WNA China Dilaporkan PT SRM ke Polda Kalbar
-
Menkes Kirim 600 Dokter ke Aceh Mulai Pekan Depan, Fokus Wilayah Terisolasi
-
Prabowo Sindir Orang Pintar Jadi Pengkritik, Rocky Gerung: Berarti Pemerintah Kumpulan Orang Bodoh?
-
Imigrasi Ketapang Periksa 15 WNA China Usai Insiden Penyerangan di Tambang Emas PT SRM