Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) [suara.com/Bowo Raharjo]
Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan tolak ukur keberhasilan pemimpin ialah tingkat kepuasan masyarakat.
"Jadi kalau incumbent disurvei kepuasannya di bawah 60 atau 50 persen, wah kamu bahaya itu, kalau kamu jadi incumbent, petahana, kerja tiga tahun, empat tahun, kepuasan masyarakat di bawah 50 persen, itu masalah, berarti kamu nggak kerja," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (29/3/2016).
Lebih jauh, Ahok mencontohkan pernyataan Presiden Amerika Serikat ke 16, Abraham Lincoln, karakter seseorang diukur melalui kekuasaan yang diberikan kepadanya.
"Jadi kalau incumbent disurvei kepuasannya di bawah 60 atau 50 persen, wah kamu bahaya itu, kalau kamu jadi incumbent, petahana, kerja tiga tahun, empat tahun, kepuasan masyarakat di bawah 50 persen, itu masalah, berarti kamu nggak kerja," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (29/3/2016).
Lebih jauh, Ahok mencontohkan pernyataan Presiden Amerika Serikat ke 16, Abraham Lincoln, karakter seseorang diukur melalui kekuasaan yang diberikan kepadanya.
"Karakter kamu ini berani nggak hadapin oknum DPRD, kamu punya anggaran berani dibuka nggak, terus masyarakat puas nggak pilih kamu. Kan kuncinya di situ, kalau kamu disurvei ternyata masyarakat tidak puas itu berat," katanya.
Ahok memaklumi kalau sekarang masih ada figur publik yang tidak suka dengan etnis tertentu. Menurut Ahok, itu wajar, sama seperti ada orang yang tidak menyukai tokoh tertentu dalam cerita pewayangan.
Ahok memaklumi kalau sekarang masih ada figur publik yang tidak suka dengan etnis tertentu. Menurut Ahok, itu wajar, sama seperti ada orang yang tidak menyukai tokoh tertentu dalam cerita pewayangan.
"Kalau aku suka tokoh wayang Bima, karena dia pakai kuda, ada yang suka Arjuna, itu bebas orang nggak suka itu bisa, tapi secara umum kamu suka nggak suka pun akan dihitung dari tingkat kepuasan kerjaan. Kalau rasis ada, lah, karena orang kan ada yang ngga suka suku," kata Ahok.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
-
Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
-
PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
-
Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!
-
Pecalang Jakarta: Rano Karno Ingin Wujudkan Keamanan Sosial ala Bali di Ibu Kota
-
5 Fakta OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Barang Bukti Segepok Uang
-
Di Sidang MKD: Ahli Sebut Ucapan Ahmad Sahroni Salah Dipahami Akibat Perang Informasi
-
Aktivis Serukan Pimpinan Pusat HKBP Jaga Netralitas dari Kepentingan Politik
-
Terjaring OTT, Gubernur Riau Abdul Wahid Digelandang ke KPK Besok
-
Prabowo ke Tanah Abang! KAI Ungkap Agenda Mendadak di Istana