Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama [suara.com/Bowo Raharjo]
Direktur Eksekutif lembaga survei dan konsultan politik Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya mengatakan isu suku, agama, ras, dan antargolongan selalu jadi senjata untuk dimainkan dalam kampanye politik.
"Isu SARA hampir selalu ada. Di Amerika ada isu negro dan antikatolik. Begitu juga di Jakarta tahun 2012, tapi tidak mempan," kata Yunarto di kantor Charta Politika, Jalan Cisanggiri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (30/3/2016).
Menurut Yunarto isu SARA akan mati dengan sendiri karena pemilih zaman sekarang sudah rasional. Memainkan isu tersebut juga sangat bahaya karena pemilih bisa saja tak percaya kepadanya.
"Isu SARA hampir selalu ada. Di Amerika ada isu negro dan antikatolik. Begitu juga di Jakarta tahun 2012, tapi tidak mempan," kata Yunarto di kantor Charta Politika, Jalan Cisanggiri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (30/3/2016).
Menurut Yunarto isu SARA akan mati dengan sendiri karena pemilih zaman sekarang sudah rasional. Memainkan isu tersebut juga sangat bahaya karena pemilih bisa saja tak percaya kepadanya.
"Secara komunikasi politik ya untuk marketingnya. Mungkin ada yang terpengaruh, tapi akan jadi bumerang karena pemilih yang rasional justru tidak akan percaya kepadanya," kata Yunarto.
Menjelang pemilihan kepala daerah, isu SARA mulai muncul. Misalnya, dihembuskan isu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan menggusur Masjid Keramat Jami Luar Batang di Penjaringan, Jakarta Utara. Namun Ahok membantah, yang terjadi justru sebaliknya pemerintah akan mempercantik kawasan wisata religi itu dengan menata daerah di sekitarnya.
"Lebih etis kalau jual program daripada SARA karena itu yang mau dilihat dan dinilai masyarakat DKI saat ini," kata Yunarto.
Menjelang pemilihan kepala daerah, isu SARA mulai muncul. Misalnya, dihembuskan isu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan menggusur Masjid Keramat Jami Luar Batang di Penjaringan, Jakarta Utara. Namun Ahok membantah, yang terjadi justru sebaliknya pemerintah akan mempercantik kawasan wisata religi itu dengan menata daerah di sekitarnya.
"Lebih etis kalau jual program daripada SARA karena itu yang mau dilihat dan dinilai masyarakat DKI saat ini," kata Yunarto.
Di media sosial, juga beredar isu SARA yang dihembuskan lawan politik untuk menyerang Ahok.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf