Ilustrasi KPK [suara.com/Nikolaus Tolen]
Ratusan orang yang tergabung dalam kelompok Persatuan Pekerja Muslim Indonesia demonstrasi di depan gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (29/4/2016) sekitar jam 17.00 WIB.
Mereka datang menunggangi puluhan motor. Massa umumnya mengenakan seragam hitam dan membawa spanduk bertuliskan PPMI.
Tanpa kompromi, mereka langsung menutup satu lajur jalan di depan gedung KPK. Akibatnya, kemacetan arus lalu lintas tak terhindarkan, apalagi berbarengan dengan jam pulang kerja.
Mereka datang menunggangi puluhan motor. Massa umumnya mengenakan seragam hitam dan membawa spanduk bertuliskan PPMI.
Tanpa kompromi, mereka langsung menutup satu lajur jalan di depan gedung KPK. Akibatnya, kemacetan arus lalu lintas tak terhindarkan, apalagi berbarengan dengan jam pulang kerja.
Mereka berorasi untuk mendesak KPK segera menyelesaikan kasus pembelian tanah untuk pembangunan Rumah Sakit Sumber Waras yang diduga melibatkan Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Mereka juga mendesak KPK membongkar skandal pembahasan aturan reklamasi Teluk Jakarta.
Anggota serikat pekerja dari Jakarta Timur, Bekasi, Bogor, Kerawang, dan Purwakarta itu menilai KPK takut-takut menuntaskan kasus tersebut.
"Baru kali ini saya mendengar komisi KPK yang mencari niat jahat dalam korupsi. Kalau bicara niat, itu di masjid, di gereja pak. Atau apakah bapak takut terhadap orang di belakang Ahok dan Presiden Jokowi," kata orator yang berdiri di atas mobil.
Anggota serikat pekerja dari Jakarta Timur, Bekasi, Bogor, Kerawang, dan Purwakarta itu menilai KPK takut-takut menuntaskan kasus tersebut.
"Baru kali ini saya mendengar komisi KPK yang mencari niat jahat dalam korupsi. Kalau bicara niat, itu di masjid, di gereja pak. Atau apakah bapak takut terhadap orang di belakang Ahok dan Presiden Jokowi," kata orator yang berdiri di atas mobil.
Mereka juga menilai Ahok sebagai gubernur paling sombong yang pernah ada di Jakarta. Mereka menyontohkan sikap Ahok yang akan mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung setelah dikalahkan warga Bidara Cina di PTUN dalam kasus proyek sodetan Kali Ciliwung.
"Ahok ini bisanya melawan semua orang, BPK dia sebut ngaco, wali kota dia sebut nggak becus, sebentar lagi dia lawan Allah. Sombong sekali Ahok ini. Dia tidak ingat, kalau dia jadi gubernur itu, karena orang Jakarta. Tapi dia malah mengusir orang Jakarta Utara tanpa kompromi," katanya.
Dalam kasus reklamasi Teluk Jakarta, menurut mereka, juga menunjukkan sisi lain Ahok. Reklamasi bisa dijalankan, tanpa didahului kelengkapan sesuai perundang-undangan, seperti AMDAL.
"Apakah Ahok punya undang-undang sendiri di negeri ini, sehingga tidak mengikuti aturan. Kalau yang Muslim, tanpa bukti yang sah pun KPK langsung tetapkan tersangka, sama seperti KPK menetapkan orang Besar Mabes Polri (Komjen Budi Gunawan) sebagai tersangka tanpa bukti yang sah," katanya.
Demonstran meminta KPK bekerja serius dan tegas.
"Mana ICW (Indonesia Corruption Watch) dan LSM itu, kalau politik muncul terus giliran kasus rakyat tidak mau, jangan jadi pelacur pak. Ayo kita pulang, kita tidak perlu bertemu dengan b******k-b******k di dalam gedung KPK itu," katanya.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Masalah PMI jadi Fokus Utama, Megawati Wanti-wanti: Proses Pemulangan jangan Ditunda-tunda
-
Polisi Pastikan Tak Ada Korban Luka Maupun Jiwa Buntut Ledakan di Gedung Nucleus Farma
-
Kronologi Lengkap Pembunuhan Dina Oktaviani: Dicekik Atasan, Jasad Dibuang dalam Kardus
-
Puan Maharani Apresiasi Dukungan Istri Anggota DPR RI di Tengah Tekanan dan Kritikan
-
Percepat Pemulihan Pasar Kota Wonogiri, Ahmad Luthfi Kucurkan Rp1 M untuk Bangun Sarpras Darurat
-
Isi Curhat Asmara Dina Oktaviani Sebelum Tewas Dibunuh Atasan yang Dipercaya
-
Polisi Bongkar Sindikat Raksasa TPPO di Bandara Soetta: 15 Jadi Tersangka, 24 Masih Buron
-
Agar Gak Asal Dicomot AI, Dewan Pers Usulkan Produk Jurnalistik Masuk UU Hak Cipta
-
Mendagri Tito Minta Kepala Daerah Tak Panik Gegara Dana Transfer Dipotong, Harus Efisiensi Belanja!
-
Alasan Punya Balita, Polisi Bebaskan TikTokers Figha Lesmana usai Ditahan Kasus Demo Agustus