News / Nasional
Rabu, 04 Mei 2016 | 23:23 WIB
Aksi simpatik pemerkosaan YY di depan Istana Merdeka. (suara.com/Leonard Ardy Konay)

Suara.com - Aksi solidaritas SOS (Save Our Sister) terhadap kekerasan seksual hingga berujung kematian YY (14) di Bengkulu mengundang ratusan organisasi kemasyarakatan bersuara. Mereka prihatin.

Ratusan ormas itu melakukan aksi simpatik di seberang Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Rabu, (4/5/2016). Salah satu yang ikut aksi itu adalah pemuka agama, Suster Irina.

"Sangat melecehkan perempuan, saya sangat menyesalkan kejadian ini," Kata Suster Irina yang ikut dalam aksi demo.

Dia juga menuturkan ketidaksetujuannya jika alkohol menjadi penyebab peristiwa tersebut.

"Saya baca di Facebook mempersalahkan alkohol, alkohol dikambinghitamkan," kata Suster Irina.

Dengan adanya aksi solidaritas ini diharapkan pemerintah segera bertindak agar tidak terjadi lagi peristiwa demikian.

"Harapan agar perintah mendengar keluhan kita terutama terhadap perlindungan perempuan. Dengan ada kasus pemerkosaan yg disalahkan perempuan dan perempuan yang menerima trauma berkepanjangan. Pemerintah harus melindungi perempuan Indonesia," Kata suster Irina.

Pendemo yang hadir datang dari Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia sampai Forum Bidan PTT (pegawai tidak tetap) dan elemen masyarakat yang turut prihatin atas kejadian tersebut. Aksi demo ini bubar pada pukul 18.20 WIB.

YY, siswi kelas satu SMP di Rejang Lebong, diperkosa oleh 14 pemuda. Dari 12 pelaku yang berhasil ditangkap. Sebanyak tujuh di antaranya anak di bawah umur. Sementara dua pelaku masih dalam pengejaran pihak kepolisian.

Peristiwa itu terjadi sesaat setelah Yuyun melintas di depan para pelaku yang mabuk akibat minum tuak. Para pelaku yang masih dibawah umur tersebut kemudian dijerat dengan UU Perlindungan anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara. (Leonard Ardy Konay)

Load More