Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia Islam seperti radikalisme dan terorisme dibutuhkan persatuan dan kekuatan bersama, tidak hanya bisa diselesaikan dengan konferensi.
Hal ini menyusul diselenggarakannya Internasional Summit Of The Moderate Islamic Leaders (ISOMIL) pada 9 hingga 11 Mei 20176 di Jakarta Convention Center (JCC) dengan tema Islam Nusantara: Inspirasi Peradaban Dunia dengan tujuan untuk mengatasi permasalahan radikalisme dan terorisme.
"Jadi apabila semua masalah dapat diselesaikan dengan konferensi, saya pikir mudah masalahnya. namun masalah-masalah di dunia Islam tidak semudah menyelesaikannya di dunia konferensi. Tetapi butuh persatuan dan kekuatan kita semuanya," ujar JK di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (9/5/2016).
Lebih lanjut JK berharap dengan diselenggarakan Internasional Summit Of The Moderate Islamic Leaders (ISOMIL), bisa mempersatukan seluruh umat .
"Karena tentu kita menginginkan negara Islam yang moderat, yang memberikan tujuan bagi kita semua sama, rahmatan lil alami, karena Islam sebagai agama memberikan rahmat, memberikan kebaikan, mempersatukan kepada seluruh umatnya. Itulah yang selalu menjadikan tujuan dan cita-cita kita semuanya," ucapnya.
Sebelumnya, Ketua ISOMIl Imam Azis mengatakan tujuan diadakannya ISOMIL untuk menyegarkan kembali misi Islam dan mendorong adanya langkah konkret dari pengambil kebijakan dalam membangun peradaban umat manusia di dunia yang damai dan adil.
"Tujuan terutama yakni mengatasi masalah terorisme dan radikalisme agama di dunia saat ini yang sudah mengkhawatirkan," ujar Imam
Tak hanya itu, Imam menuturkan, PBNU memandang usaha mendesak dilakukan kegiatan ISOMIL, mengingat konflik di Timur Tengah yang mengatasnamakan agama Islam yang merupakan sumber radikalisme yang bisa menyebar ke seluruh dunia.
Menurut Imam, Selama konflik tersebut belum terselesaikan, bibit radikalisme dengan latar belakang agama Islam akan terus tumbuh dan menyebar ke berbagai tempat.
" Menyelesaikan konflik Timur Tengah berarti menutup lahan persemaian radikalisme, sekaligus menyelamatkan kawasan itu dari kehancuran total peradabannya akibat perang panjang,"ucapnya.
Lebih lanjut Imam menilai, kelompok- kelompok radikal saat ini, telah membangun ideologi yang merujuk pada elemen-elemen dalam ajaran Islam yang otoritatif, penafsirannya yang sesuai dengan ideologi politik mereka sendiri.
Dirinya menambahkan, NU dan kalangan Islam moderat lainnya ditantang untuk menegaskan interpretasi Islam yang benar, argumentatif dan kokoh serta secara tuntas menolak ideologi radikal.
"Kami dituntut untuk menjernihkan, mana tafsir yang harus ditolak dan mana yang harus dikembangkan. Dalam hal ini kami mengajak seluruh dunia untuk mendukung tafsir kalangan moderat dan memarginalkan tafsir radikalisme," ungkapnya.
Acara ini dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan dihadiri oleh diantaranya mantan Presiden ke lima Megawati Soekarnoputri, Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin dan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj.
Berita Terkait
-
Jadi Buron Kasus Pencemaran Nama Baik JK, Kejagung Buru Silfester Matutina
-
Api Kembali Membara: Habib Rizieq Serukan Umat Tangkap dan Seret Silfester Matutina ke Kejaksaan!
-
Soal 17+8 Tuntutan Rakyat, Jusuf Kalla: Memang Perlu Ada Perubahan, Kesejahteraan hingga Keadilan
-
JK Ungkap Dua Masalah Perjanjian Damai Helsinki yang Belum Tuntas: Lahan dan Bendera Aceh
-
Baleg DPR RI Rapat Undang Jusuf Kalla, Ada Apa?
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'
-
Menkeu Purbaya hingga Dirut Pertamina Mendadak Dipanggil Prabowo ke Istana, Ada Apa?
-
Bukan Kursi Menteri! Terungkap Ini Posisi Mentereng yang Disiapkan Prabowo untuk Mahfud MD