Suara.com - Cacatan kriminal terdakwa Jessica Kumala Wongso di Sidney, Australia, dijadikan barang bukti dalam kasus kematian Wayan Mirna Salihin. Catatan tersebut kemarin disampaikan saat jaksa membacakan dakwaan dalam sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (15/6/2016).
Menurut pengamat hukum pidana Universitas Islam Indonesia Muzakir hal itu sudah lazim dilakukan penegak hukum. Tujuannya untuk mencari tahu perilaku tersangka atau terdakwa.
"Hal itu untuk mencari tahu perilaku Jessica di Australia. Misalnya kalau orang itu berkelahi, itu dapat membantu mengonstruksikan fakta-fakta obyektif dan bisa mengindikasikan mereka punya temperamen seperti itu," kata Muzakir, Kamis (16/6/2016).
Menurutnya informasi dari catatan perilaku Jessica bisa memberikan pembuktian apakah bersalah atau tidak dalam kasus kematian Mirna.
"Iya namanya juga kalau membuktikan kan begitu. Jadi kalau misalnya dia berperilaku yang buruk kan kurang relevan," katanya.
Muzakir meminta publik jangan terpengaruh dengan pembelaan tim kuasa hukum Jessica maupun dakwaan jaksa.
"Itu juga nanti tergantung dari penilaian fakta, makanya ini kita tunggu aja di (putusan) sidang pengadilan. Kalau kita mendengar jaksa atau penasehat hukum belum adil," katanya.
Muzakir menambahkan semua bukti yang disampaikan, baik oleh jaksa maupun tim pengacara Jessica, akan membantu hakim mengambil keputusan.
"Karena justru nanti di situ satu persatu akan diuji dari keterangan saksi, ahli dan alat bukti yang diajukan. Kalau mereka sudah diperiksa di sidang pengadilan, maka di situ bisa ditariklah. Kalau sekarang beropini ini nanti terlalu jauh," kata dia.
Sebelumnya, pengacara Jessica menilai Pasal 340 tentang pembunuhan berencana yang disangkakan kepada kliennya tidak mendasar.
"Ada yang percaya Jessica membunuh tapi ada juga tidak percaya. Ini kasus yang aneh karena Jessica dituduh membunuh berencana padahal tak ada seorang pun yang melihat," kata salah satu kuasa hukum Jessica, Sordame Purba, saat membacakan nota eksepsi untuk menanggapi dakwaan jaksa.
Dia juga mempertanyakan tuduhan kepada kliennya soal sianida yang dituangkan ke es kopi yang kemudian diminum Mirna. Pasalnya, kata dia, jaksa tidak membeberkan saksi kunci yang mengetahui Jessica membunuh Mirna dengan racun siandia.
"Adalah tercipta opini bahwa Jess pelaku yang sesungguhnya. Karena ada berita padahal tidak ada saksi yang melihat. Tidak ada yang melihat Jess memasukkan racun ke gelas Mirna," katanya
Rekaman CCTV di kafe Oliver, katanya, juga tidak merekam adanya gerakan tangan Jessica yang mengarah pada memasukkan zat sianida ke gelas.
"Saat Mirna meninggal dari CCTV maupun saksi tidak ada gerakan dari Jessica memasukkan sianida," kata dia.
Berita Terkait
-
Ini Kata Ahli Hukum Soal Pengacara Jessica Mau Bawa Pakar Racun
-
Hal Ini Bikin Pengacara Jessica Heran dengan Polisi dan Jaksa
-
Sidang Jessica Pekan Depan Bakal Panas, Pakar Racun Didatangkan
-
Ini Jawaban Jessica Saat Ditanya Bunuh Mirna atau Tidak
-
Mirna Dibunuh, Ayah: Buktinya Ada, Om Sendiri yang Bakal Buktikan
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Fraksi Partai Nasdem Dukung Pilkada Lewat DPRD: Sesuai Konstitusi dan Pancasila
-
DPR Desak KPK Jelaskan Penghentian Penyelidikan Kasus Aswad Sulaiman Secara Transparan
-
Hadapi Tantangan Geografis, Pendidikan dan Kesejahteraan Anak di Maluku Utara Jadi Fokus
-
AMAN Catat Konflik 202 Ribu Hektare Wilayah Adat Bengkulu Sepanjang 2025
-
Harapan Publik Tinggi, KPK Tegaskan Penghentian Kasus Aswad Sulaiman Berbasis Alat Bukti
-
Rentetan Kecelakaan Kerja di Galangan PT ASL Shipyard Kembali Terjadi, Polisi Turun Tangan
-
Viral Sekelompok Orang Diduga Berzikir di Candi Prambanan, Pengelola Buka Suara
-
Bahlil Lahadalia Jamu Cak Imin dan Zulhas Hingga Dasco di Kediamannya, Bahas Apa?
-
Tak Bisa Beli Roti Gegara Cuma Punya Uang Tunai: Kenapa Toko Lebih Suka Cashless?
-
Mendagri: Pemerintah Siapkan Bantuan Renovasi dan Hunian bagi Warga Terdampak Bencana Sumatra