Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah mencatat sebanyak 3.000 hektare kawasan hutan di wilayah itu terbakar dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
""Sebagian besar kebakaran disebabkan ulah warga yang membuk lahan untuk perkebunan," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Tolitoli Putu Artha Jaya di Tolitoli, Sabtu (18/6/2016).
Dari 3.000 ha hutan terbakar tersebut, puluhan hektar di antaranya merupakan hutan lindung yang selama ini sangat dijaga kelestariannya oleh masyarakat adat dan pemerintah.
Dia menjelaskan kebakaran terbesar terjadi di dua kecamatan yakni Ogodeide dan Tolitoli Utara, sementara sisanya terjadi di delapan kecamatan lainnya namun luas areanya relatif kecil.
Kepala BPBD Tolitoli Rudi Bantilan mengatakan dari hasil evaluasi yang dilakukan BPBD menunjukkan kuat dugaan sebagian besar kebakaran hutan itu disebabkan oleh aktivitas pembukaan lahan perkebunan oleh masyarakat.
"Ada pembiaran kebakaran hutan yang terjadi, masyarakat seakan tidak peduli dengan kebakaran hutan dan enggan untuk memadamkan api. Kebakaran juga kadang-kadang menguntungkan masyarakat, dimana mereka memanfaatkan lahan bekas kebakaran hutan sebagai lokasi baru untuk berkebunan," kata Rudi Bantilan.
Untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan, BPBD Tolitoli terus melakukan sosialisasi tentang pentingnya pelestarian hutan khususnya kepada warga yang berdomisili di sekitar area hutan.
Sosialiasi tersebut kata dia rutin dilakukan setiap tahun dengan menggandeng sejumlah instansi yang berhubungan langsung dengan pelestarian hutan, khususnya Dinas Kehutanan.
"Koordinasi dengan instansi terkait lainnya masih terus kami lakukan. Setiap tahun kami rutin melakukan sosialisasi di masyarakat. Koordinasi dengan pemangku adat di kecamatan-kecamatan juga masih berjalan baik," tuturnya.
Hal senda disampaikan Kepala Bidang Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Dinas Kehutanan Tolitoli Kaharuddin Jasin yang menyebutkan bahwa pihaknya intens melakukan koordinasi dengan pemerintah kecamatan dan desa terkait upaya pelestarian hutan, salah satunya dengan memasang papan imbauan dan larangan menebang hutan di sejumlah titik yang dianggap rawan.
"Pemerintah kecamatan dan desa diharapkan terus memberikan laporan kepada Dishut, laporan tersebut kemudian kami tampung untuk dijadikan bahan evaluasi, kata Kaharuddin. (Antara)
Berita Terkait
- 
            
              Waspada Banjir Rob, BPBD DKI Peringatkan 11 Kelurahan di Pesisir Utara
 - 
            
              Pemprov DKI Bakal Berikan Santunan Korban Pohon Tumbang, Ini Syaratnya
 - 
            
              Mengapa Jakarta Selatan Kembali Terendam? Ini Penyebab 27 RT Alami Banjir Parah
 - 
            
              Kenapa Pohon Tua di Jakarta Masih Jadi Ancaman Nyawa Saat Musim Hujan?
 - 
            
              Pengendara Mobil Tewas Tertimpa Pohon Tumbang di Dharmawangsa Raya Saat Hujan Deras
 
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 
Terkini
- 
            
              Kena OTT, Gubernur Riau Abdul Wahid Masih Jalani Pemeriksaan di Gedung KPK
 - 
            
              Penguasa Orba Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan, Puan Maharani Ungkit Rekam Jejak Soeharto, Mengapa?
 - 
            
              Projo Siap Hapus Logo Jokowi, Gibran Santai: Itu Keputusan Tepat
 - 
            
              Geger Gubernur Riau Kena OTT KPK, Puan Maharani Beri Peringatan Keras: Semua Mawas Diri
 - 
            
              Jakarta Waspada! Inflasi Oktober Meroket: Harga Emas, Cabai, dan Beras Jadi Biang Kerok?
 - 
            
              UAS Turun Gunung Luruskan Berita OTT Gubernur Riau: Itu yang Betul
 - 
            
              Yakin Kader Tak Terlibat? Ini Dalih PKB Belum Ambil Sikap usai KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Utang Whoosh Aman? Prabowo Pasang Badan, Minta Publik Jangan Panik!
 - 
            
              Murka! DPR Desak Polisi Tak Pandang Bulu Usut Kasus Guru di Trenggalek Dianiaya Keluarga Murid
 - 
            
              Pemerintah Siap Tanggung Utang Whoosh, Bayar dari Duit Hasil Efisiensi dan Sitaan Koruptor?