Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Polisi Agung Setya, Kemenkes, BPOM, IDI, IDAI konpres soal vaksin palsu [suara.com/Nikolaus Tolen]
Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi Agung Satya menyebutkan sejumlah daerah yang terdeteksi menjadi tempat peredaran vaksin palsu.
"Berdasarkan data penyidikan kami, ada di Jakarta, Banten, Jabar, Semarang, dan Medan. Ini dari data kami, mudah-mudahan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) punya data lain," kata Agung di gedung Bareskrim Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (26/8/2016).
Ada dugaan vaksin palsu telah beredar di luar daerah-daerah tersebut di atas. Soalnya, kemarin, polisi menangkap pasangan suami istri di Semarang. Mereka berperan sebagai distributor. Pasutri ini merupakan jaringan tersangka pasutri pembuat vaksin palsu yang ditangkap di Kota Bekasi, pekan lalu.
"Berdasarkan data penyidikan kami, ada di Jakarta, Banten, Jabar, Semarang, dan Medan. Ini dari data kami, mudah-mudahan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) punya data lain," kata Agung di gedung Bareskrim Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (26/8/2016).
Ada dugaan vaksin palsu telah beredar di luar daerah-daerah tersebut di atas. Soalnya, kemarin, polisi menangkap pasangan suami istri di Semarang. Mereka berperan sebagai distributor. Pasutri ini merupakan jaringan tersangka pasutri pembuat vaksin palsu yang ditangkap di Kota Bekasi, pekan lalu.
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Maura Linda Sitanggang mengatakan belum mengantongi data lokasi secara resmi.
Dia berharap tim satuan tugas khusus yang akan segera dibentuk dapat mengungkapnya secara menyeluruh.
"Tentu akan kami bahas tuntas di satgas, dari aspek suplai ada ketentuan berlaku yang kami ikuti, kalau tindak pidana nanti polisi yang urus. Yang paling penting apakah ada pasien yang sudah terima vaksin itu akan terlihat di satgas," kata Linda.
Dia berharap tim satuan tugas khusus yang akan segera dibentuk dapat mengungkapnya secara menyeluruh.
"Tentu akan kami bahas tuntas di satgas, dari aspek suplai ada ketentuan berlaku yang kami ikuti, kalau tindak pidana nanti polisi yang urus. Yang paling penting apakah ada pasien yang sudah terima vaksin itu akan terlihat di satgas," kata Linda.
Linda menambahkan peredaran vaksin palsu tergantung pada dua hal, pertama teknis dan kedua temuan.
"Ini ada masalah temuan, tapi ada juga masalah teknis, soal temuan itu dimana tempat indikasi vaksin ada. Vaksin dilakukan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dalam imunisasi nasional, pasti ada medikal record-nya," kata Linda.
Polisi sudah membekuk 16 orang dalam kasus tersebut. Mereka sudah ditetapkan menjadi tersangka oleh Bareskrim Polri. Peran mereka, ada yang sebagai pembuat, distributor, dan kurir.
"Ini ada masalah temuan, tapi ada juga masalah teknis, soal temuan itu dimana tempat indikasi vaksin ada. Vaksin dilakukan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dalam imunisasi nasional, pasti ada medikal record-nya," kata Linda.
Polisi sudah membekuk 16 orang dalam kasus tersebut. Mereka sudah ditetapkan menjadi tersangka oleh Bareskrim Polri. Peran mereka, ada yang sebagai pembuat, distributor, dan kurir.
Tag
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Gebrakan Jenderal Suyudi Mendadak Tes Urine Pejabat BNN: Lawan Narkoba Dimulai dari Diri Sendiri
-
Bareskrim Gelar Mediasi Selasa Depan: Lisa Mariana Siap Bertemu, Tapi Ridwan Kamil Bimbang
-
Muncul Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk': Suara Protes Pengguna Jalan Terhadap Sirene dan Strobo Ilegal
-
Geger Keluarga Cendana! Tutut Soeharto Gugat Menkeu Purbaya ke PTUN, Misteri Apa di Baliknya?
-
Link Isi Survei Lingkungan Belajar 2025 untuk Guru dan Kepala Sekolah PAUD, SD, SMP, SMA
-
Ancang-ancang Prabowo: Komisi Reformasi Polri Bakal Dibentuk Bulan Depan, Dipimpin Ahmad Dofiri?
-
Hitung-Hitungan Total Gaji Erick Thohir sebagai Menpora dan Ketum PSSI
-
Pengamat Politik Soroti Reshuffle Kabinet Prabowo: Akomodasi Politik Tak Terbantahkan?
-
Misteri Lenyapnya Irjen Krishna Murti dari Medsos, Buntut Isu Perselingkuhan dengan Kompol AP?
-
Sempat Dikira Hilang Usai Demo Ricuh, Eko Purnomo Ternyata Cari Nafkah Jadi Nelayan di Kalteng