Kecelakaan melibatkan Kereta Api Bengawan tujuan Purwokerto-Solo menabrak mobil Toyota Innova di perlintasan tanpa palang pintu Dusun Ngulakan, Hargorejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin(11/7/2016) malam.
Kapolres Kulon Progo AKBP Nanang Djunaedi di Kulon Progo, Selasa (12/7/2016), mengatakan bahwa kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 19.45 WIB.
"Setelah mendapat laporan, kami menerjunkan puluhan anggota polisi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara dan mengevakuasi korban serta mobil pada pukul 20.15 WIB, dan mendapati satu penumpang sudah meninggal dunia," kata AKBP Nanang.
Ia menuturkan kronologis kejadian tabrakan tersebut yakni ketika mobil yang dikemudikan oleh Suparno (70) berpenumpang Supardi (75), keduanya warga Kliripan, Hargorejo Kecamatan Kokap yang melintas dari arah selatan ke utara.
Secara bersamaan KA Bengawan yang dengan masinis Suyoto (27) melintas dari arah barat ke timur tidak bisa menghindari lagi, sehingga terjadi tabrakan dan mobil terseret sejauh 500 meter.
"Sopir mobil Toyota Innova dengan nomor polisi B 1634 YI dalam kondisi kritis dan masih dirawat di RSUD Wates," kata dia lagi.
Nanang menambahkan bahwa setelah menabrak mobil Innova, KA Bengawan itu mengalami kerusakan pada saluran angin, sehingga kereta mengalami kerusakan untuk pengereman.
"Setelah kejadian kereta mengalami kerusakan sehingga tidak sempurna dalam pengereman, sebagai antisipasi pihak KAI telah menggantinya dengan sebuah lokomotif dari Stasiun Wojo," ujar AKBP Nanang lagi.
Saat kejadian, lanjut Nanang, pihaknya menerjunkan puluhan anggota yang bertugas untuk mengamankan olah tempat kejadian perkara, pengamanan jalan serta untuk ikut mengevakuasi mobil yang tertabrak KA itu.
"Saat olah TKP, kami memperketat pengamanan di sekitar lokasi yang digunakan untuk melaksanakan olah TKP serta jalan raya di dekat tempat kejadian karena melihat banyak warga yang berbondong-bondong menyaksikan kejadian tersebut," kata dia pula. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO