Kasus penyebaran vaksin palsu terus bergulir semakin panas. Terakhir, Badan Reserse Kriminal, Mabes Polri telah mengeluarkan nama 14 Rumah Sakit yang menggunakan vaksin palsu tersebut.
Pasca pengumuman tersebut, para orangtua korban dari salah satu rumah sakit Harapan Bunda, mendatangi Gedung Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, di jalan Medan Merdeka Barat No.15, Jakarta Pusat, Sabtu (16/7/2016) siang.
Para orangtua korban melakukan pengaduan kepada Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPA Indonesia) terkait vaksin palsu. Kedatangan mereka langsung diterima oleh Ketua Umum LPA Indonesia, Seto Mulyadi.
Agus (36), salah satu orangtua korban mengatakan kecemasannya terkait anaknya yang diduga menjadi korban dari vaksin palsu tersebut.
Lebih kecewanya lagi, Agus mendengar pernyataan Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek yang mengatakan keberadaan vaksin palsu yang selama ini beredar tidak membahayakan.
"Itu Kalau memang tidak ada efek, berani tidak cucunya ibu menteri (Nila Moeloek) disuntik dengan vaksin palsu,"kata Agus di Gedung Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, di jalan Medan Merdeka Barat No.15, Jakarta Pusat, Sabtu (16/7/2016)
"Tidak mau kalo tidak ada riset resmi, Kami orangtua tetap paranoid soal itu," ujar Agus menambahkan.
Agus juga menegakan bahwa para orang tua korban meminta beberapa tuntutan kepda Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur, yang terlibat dalam penggunaan vaksin palsu tersebut.
"Kami pertama meminta lampirkan semua data anak yang dapatkan vaksin palsu dari tahun 2003 sampai detik ini,"kata Agus.
Selain itu, untuk membuktikan anak yang mendapatkan vaksin palsu dalam kondisi sehat, harus dilakukan general cek up pada pihak dokter independen yang direkomendasikan.
"Tidak melakukan di dokter yang sama (Rs. Harapan Bunda) biaya harus ditanggung Rumah sakit juga,"ujar Agus.
Selanjutnya Agus meminta Kemenkes membuktikan pernyataanya bahwa tidak ada efek samping dari vaksin palsu yang banyak diberitakan tersebut.
"Kami ingin bukti apakah sudah ada riset yg dilakukan tidak adanya efek vaksin palsu, Ditakutkan ini generasi penerus bangsa. Biar tahu Apakah ada rusak satu generasi nanti," tegas Agus.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Ammar Zoni Minta Jadi Justice Collaborator, LPSK Ajukan Syarat Berat
-
DPR Desak Pemerintah Cabut Izin Pengusaha Hutan yang Tutup Mata pada Bencana Sumatra
-
Calon Penumpang Super Air Jet Terlibat Cekcok dengan Petugas Buntut Penundaan 4 Jam di Bandara
-
LPSK Sebut Ammar Zoni Ajukan Justice Collaborator: Siap Bongkar Jaringan Besar Narkotika?
-
Pemerintah Perkuat Komitmen Perubahan Iklim, Pengelolaan Karbon Jadi Sorotan di CDC 2025
-
Pramono Anung Genjot Program Kesejahteraan Hewan untuk Dongkrak Jakarta ke Top 50 Kota Global 2030
-
Diperiksa 14 Jam Dicecar 47 Pertanyaan: Kenapa Polisi Tak Tahan Lisa Mariana di Kasus Video Syur?
-
Profil Mirwan MS: Bupati Aceh Selatan, Viral Pergi Umroh saat Rakyatnya Dilanda bencana
-
Benteng Alami Senilai Ribuan Triliun: Peran Mangrove dalam Melindungi Kota Pesisir
-
Pergub Sudah Berlaku, Pramono Anung Siap Tindak Tegas Pedagang Daging Kucing dan Anjing